Jumat, 24 November 2006

Ktbh 24 Nov 06

Sifat Rabb Allah Taala (Part II)

 

(Ikhtisar Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V Atba, 24 November   2006, di Masjid Baitul Futuh, London)

 

Huzur melanjutkan Khutbah tentang Sifat Rabb Allah Taala.

Huzur memulai dengan membacakan ringkasan tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.  sebagai lanjutan dari Khutbah Jumah beliau minggu lalu. Huzur bersabda, Sifat Rabb, Tuhan Semesta Alam ini ada yang sudah dikenal manusia, ada juga yang belum diketahui. Namun, semua Sifat-Nya itu sangat istimewa adanya.

Tuhan kita bebas dari segala kelemahan. Keelokannya tiada tara. Kejumbangan dan Keridhaan-Nya dapat disaksikan di dalam Sifat-sifat-Nya. Hanya dengan merenungkan sifat Keridhaan-Nya saja, manusia tak dapat menghitungnya.

Sifat berkehendak untuk memberikan Keridhaan-Nya dijelaskan dengan kalimat "Rabbul Alamin", yakni Tuhan Semesta Alam, baik yang sudah diketahui maupun yang belum, tetap memperoleh manfaat dari sifat Rubbubiyyat-Nya ini.

 

Mukzizat Allah Bagi Semua

Dalam kaitan ini, banyak orang yang mengirim surat kepada saya tentang bagaimana mereka mengalami peristiwa luar biasa, seperti misalnya selamat dari suatu kecelakaan lalu lintas yang berat, dlsb; yang kesemuanya itu mengingatkan kita kepada sifat Pemelihara makhluk-Nya.

Huzur bersabda,  ketika beliau berkunjung ke Ghana [pada tahun 2005] pun mengalami banyak peristiwa besar yang di luar kesanggupan manusia. Namun Allah Yang Maha Pemelihara menyelamatkan beliau dan keluarga dengan cara-Nya yang luar biasa. Huzur bersabda,   bila hal ini terjadi pula atas diri anda, hal itu merupakan manifestasi dari sifat Rabb-Nya, ialah senantiasa melindungi manusia, yang oleh karenanya manusia berhutang-budi kepada Tuhan. Namun, sifat Rabbul Alamin ini tidak hanya menyelamatkan manusia dari kesulitan, tetapi juga memberikan hujan rahmat-Nya.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, persyaratan untuk memperoleh rahmat dan keridhaan Allah yang istimewa adalah, kaum mukminin hendaknya senantiasa ingat dan berdoa kepada Tuhan sedemikian khusyunya, yakni yang keluar dari kalbu yang mendalam. Dan, permohonanmu itu merupakan ungkapan rasa syukurmu atas sifat Rubbubiyyat-Nya.

 
Allah Adalah Sokoguru Utama Kita

Di antara para mufasir awal, Allama Razi menulis, bahwa Allah Rabbul Alamin karena Dia-lah yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu.

Beliau bersabda, ada dua sifat murrabiyyat ialah memelihara dan menumbuh-kembangkan. Semua penciptaan masuk dalam kategori pertama. Sedangkan sifat [Maha] menumbuh-kembangkan milik Allah Subhana wa Ta'ala saja.

Sesuatu yang memelihara selain Allah kadangkala akan berpaling meskipun si pemohon memintanya dengan sangat. Berlainan dengan Allah Taala. Dia sangat menyukai mereka yang memohon dengan khusyu dan terus menerus.

Selain Allah, mereka itu hanya memberi manakala engkau memintanya. Sedangkan Allah memberi tanpa diminta. Pemberian yang berasal dari selain Allah akan berakhir oleh sesuatu kondisi atau dikarenakan mati. Namun pemberian atas karunia-Nya tidak akan berkesudahan.

Bantuan selain dari Allah diberikan hanya kepada suatu bangsa atau kaum. Tidak mungkin untuk seluruh manusia sedunia. Sedangkan Allah Taala menyantuni seluruh makhluk semesta alam.

 

Baqa, Al-Mutakalim, Allah Akan Senantiasa Mengirim Rasul-Nya

Di dalam dua Surah Al-Qur'an terakhir, penjelasan sifat Rubbubiyyat-Nya menjelaskan kepada kita, bahwa sifat menyantuni, memberi rahmat dan karunia-Nya bagi manusia itu tak akan pernah berkurang dan tiada pernah berakhir.

Huzur menambahkan, dari pengertian ini sangat jelas, bahwa sifat Mutakallim (bercakap-cakap/berkomunikasi)-Nya pun masih senantiasa terbuka. Artinya, Dia senantiasa akan mengirimkan rasul-Nya.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, bahwa sebagaimana Allah Taala senantiasa menyediakan segala kebutuhan jasmani manusia, maka Dia pun akan selalu mengirimkan Mujadid-Nya pada setiap Abad. Dan suatu kaum atau agama yang berpikir bahwa hanya mereka lah kaum yang terpilih;  dan oleh karena itu kalau pun akan ada lagi nabi baru, haruslah berasal dari kaumnya, tidak memahami konsep Rabbul Alamin, Tuhan Semesta Alam.

Tuhannya umat Islam adalah Allah Rabbul Alamin, Tuhan Seru Sekalian Alam. Inilah sebabnya mengapa Al-Qur'an mengemukakan hal ini sejak awal, kemudian diulang-ulangi-Nya lagi di berbagai bagian lain, bahwa Tuhan tidak akan pernah mengabaikan sesuatu bangsa atau suatu kaum (Surah 35/Al Fatir: ayat 25), sehingga tidak satu kaum pun yang menderita, yakni tidak dikirimi kepada mereka suatu petunjuk atau Kitab Ilahi, ataupun rasul.

 

Bersyukur & Bertabligh

Huzur bersabda,  kita orang Ahmadi sangat beruntung, bahwa di akhir zaman ini kita menjadi pewaris karunia keberadaan Hadhrat Masih Mau'ud a.s., namun pada saat yang besamaan kita pun mengemban tanggung jawab yang besar.

Pada banyak bagian di dalam Al-Qur'an, Allah menekankan bahwa Dia-lah Tuhan kita yang sejati, yang sangat menyukai apabila kita senantiasa mengarahkan wajah kepada-Nya. Kembali kepada-Nya, maka niscaya Dia pun akan memenuhi segala kebutuhan kita, sebagaimana Dia telah nyatakan di dalam Surah ke-40/Al Mu'min: Ayat 61.

Selanjutnya Huzur membacakan ayat 62, 63, 64, 65 dan 66 dari Surah Al-Mumin tersebut dan menjelaskan bahwa Allah Taala meminta kita untuk senantiasa bersyukur atas karunia-Nya yang tak terhingga, oleh karena itu jadilah hamba-Nya yang sejati.

 

Bertaqwa & Beramal Jariah Sebutir Kurma Diganjar Segunung

Rahmat karunia-Nya tak terhitung, oleh karenanya jangan pernah berpaling kepada sesuatu tuhan bikinan. Jangan pernah tergoda oleh bujuk-rayu Syetan yang tampak menarik. Dan jangan menentang Tuhan.

Dia senantiasa mengingatkan kita, bahwa hanya Dia-lah Tuhan Yang Maha Hidup. Segala sesuatu akan fana; Keselamatan jiwa raga kita dapat terjadi hanya apabila wajah kita senantiasa tertuju kepada-Nya. Tuhan kita, Dia Yang Maha Pengasih, senantiasa menunjuki jalan yang terbaik, dan akhir yang membahagiakan.

Dia sama sekali tidak membutuhkan sesuatu. Meskipun Dia menyukai bila manusia kembali kepada-Nya, Dia tidak membutuhkan kita. Namun, apabila manusia kembali kepada-Nya dengan ikhlas, kesuka-citaan-Nya jauh lebih besar dibandingkan seorang ibu yang mendapati kembali anaknya yang telah lama hilang.

Di dalam satu Hadith, Hadhrat Rasulullah Saw mengemukakan bahwa meskipun suatu amal-jariah hanya sebesar satu buah kurma, tetapi apabila berasal dari sumber penghasilan yang halalan-thayyiban, niscaya akan diterima Allah dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Dia pun akan menumbuh-kembangkannya hingga sebesar gunung.

Huzur bersabda,  maka apakah manusia akan berpaling dari standar minimum ganjaran-Nya itu ?  Apakah manusia akan meninggalkan Allah Yang Maha Pemurah Maha Penyayang demikian ?

Akan tetapi manusia memang kadangkala tergelincir juga. Oleh karena itu, kita senantiasa perlu ber-istighfar. Memohon ampun kepada-Nya. Dan Dia pula-lah yang mengajari bagaimana cara memohon ampunan-Nya. Yakni, Dia menyeru: Senantiasa-lah ber-Istaghfar, maka Aku pun akan menghujani rahmat atas-mu.

 

Menolak Imam Zaman Mengundang Derita

Huzur bersabda,  di zaman sedemikian musyriknya seperti sekarang ini, dengan menolak Imam Zaman mereka, berarti kaum Muslimin sendiri telah menutup karunia kasih sayang sifat Rubbubiyyat Allah Taala, yakni keniscayaan seorang Pembaharu ataupun Rasul masih dapat dibangkitkan. Maka sebagai akibatnya, mereka pun menderita. Dan oleh karenanya kaum Ahmadi sajalah yang memiliki pemahaman atas sifat Rubbubiyyat-Nya ini.

Maka apabila kita tidak mensyukuri nikmat Ilahi – dalam bentuk keberadaan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. – yakni kita tidak merasa terikat dengan Ajarannya, maka pengakuan kita bahwa kita telah memahami sifat Allah, tidak akan memberikan kelanjutan Rahmat dan Karunia-Nya.

Selanjutnya Huzur menutup Khutbah beliau dengan doa, semoga kita menjadi kaum yang memahami Sifat-sifat Tuhan dengan sejati, yakni merasa terpanggil untuk menyampaikan keelokan nikmat karunia Ilahi ini kepada orang lain. Sehingga, bilangan besar manusia yang menyembah Tuhan Yang Maha Tunggal pun semakin bertambah, dan kedamaian pun tercapai.

 

 

transltByMMA / LA,112506

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...