Jumat, 17 November 2006

Kthb 17 Nov 06

Sifat Allah Taala

(Ikhtisar Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V Atba)

17 November  2006 , di Masjid Baitul Futuh, London

Huzur memberikan Khutbah Jumah tentang Sifat-sifat Allah Swt. Huzur menjelaskan bahwa Allah telah mengemukakan Sifat-sifatNya sejak pada bagian awal Alqur'an Karim, di dalam Surah Al Fatihah, Dia itu adalah "Rabbul Alamin", yakni, "Allah adalah Tuhan seluruh Alam Semesta".

Arti kata "Rabbul Alamin" telah diterangkan secara rinci di dalam Kamus Bhs.Arab, yakni memelihara seluruh ciptaan-Nya dari sejak awal keberadaannya, jenjang pengembangan, hingga mencapai kesempurnaannnya.  Huzur menjelaskan bahwa kata "rabb" dapat juga digunakan untuk manusia, yang dalam idiom Bhs.Arab selalu digunakan untuk seseorang yang terus menerus mendidik dan melatih, tetapi selalu digunakan bersama dengan suku kata lain. Sedangkan bila hanya satu kata, yakni Rabb, hanya untuk Allah saja.

7 (Tujuh) Arti Sifat Rabb

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menerangkan, bahwa kata Rabb mempunyai 7 (tujuh) arti. Pertama, adalah Al-Malik, yang artinya Tuhan adalah Pemilik Sejati dan Penguasa Absolut atas segala sesuatu. Kedua, As-Sayyid, artinya Yang Maha Istimewa dan Maha Tinggi. Ketiga, Al-Mudabbir, artinya Yang Maha Mengetahui Atas Segala Sesuatu. Ke-empat, Al-Qi'yam, artinya Yang Maha Pengawas Atas Segala Sesuatu dan Menempatkan Segala Sesuatu Pada Tempatnya. Kelima , Al-Mu'nim,  artinya Yang Maha Pemberi Segala Kebaikan, Kesejahteraan dan Keberkatan. Ke-enam, Al-Mu'tamimum, Yang Maha Memenuhi Atas Segala Kebutuhan. Ke-tujuh , ialah gabungan atas semua Sifat tersebut, yakni, Al-Ala, artinya, Yang Maha Tinggi, Maha Istimewa. Hasil karya-Nya tanpa cacad sedikitpun. Dia-lah Pemenuh segala kebutuhan dan kesejahteraan makhluknya. Pemilik Yang Sempurna.

Allah telah mengemukakan Sifat-sifatnya ini ratusan kali. Pada awal bagian Al-qur'an, Dia telah menerangkan, bahwa Dia-lah Sumber Segala Kebaikan. Sedangkan di bagian akhir, yakni di dalam Surah Al-Falaq dan An-Nas, ditekankan, bahwa untuk menyelamatkan diri dari segala rintangan dan kesusahan, hanyalah dengan cara memohon bantuan dan perlindungan Allah.

Aliran Kepercayaan/Kebatinan/Sufiisme ?!

Merujuk kepada tulisan Hadhrat Muslih Maud r.a., Huzur lebih lanjut bersabda,  implikasi dari sifat Rabb AllahTaala ini, ialah Segala Puji Hanya Untuk Tuhan, Yang telah memberikan segala kebutuhan dan kemampuan. Sifat Rabb ini adalah kesadaran untuk senantiasa memberikan kebaikan dan kesejahteraan bagi makhluk-Nya dibandingkan kepedulian terhadap diri-Nya sendiri. Selain Allah yang memiliki sifat Rubbubiyyat, yakni Pemenuh Segala Kebutuhan, semua makhluk ciptaan-Nya tunduk kepada hukum evolusi (lahir, tumbuh dan mati). Hanya Allah saja yang tidak mengalami perubahan ataupun kekurangan. Manusia diciptakan untuk mencapai pengetahuan yang tak terbatas, ber-amal salih dan ber-ibadah kepada Tuhan. Oleh karenanya patutlah manusia bersyukur atas segala berkat kebaikan dari Sifat Rubbubiyyat Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Berkat sifat Rabb ini kita dapat terus mencapai kemajuan rohani tanpa batas. Sedangkan falsafah pikiran mereka penganut aliran Kebatinan/Kepercayaan (Sufiisme) bahwa dikarenakan mereka "sudah mencapai kedekatan dengan Tuhan (fana fil-Lah, eling)" maka kata mereka tidak perlu lagi ber-ibadat kepada-Nya, adalah bertentangan dengan kaidah ini.

Huzur bersabda,  keselamatan tiap-tiap orang tergantung kepada hubungan masing-masing dengan Tuhannya. Maka tugas setiap Ahmadi untuk menyampaikan pesan Ilahi ini, yakni Dia-lah Tuhan Semesta Alam; Dia-lah yang mengangkat derajat seorang hamba-Nya   mencapai derajat tertinggi, bagi kebaikan setiap manusia, menyatukan mereka di bawah Panji Kebenaran Hadhrat Mustafa Muhammad Rasulullah Saw.

Huzur menerangkan, di dalam Al-Qur'an Karim, Allah telah mengajari dan memerintahkan berbagai cara berdoa dengan mengacu kepada Sifat Rabb-Nya itu. Maka setiap Ahmadi hendaknya senantiasa mengingat Sifat-sifat Allah ini, dan membina hubungan komunikasi dengan-Nya dengan sedemikian eratnya. Tidak lekang oleh sesuatu atau pun keadaan yang datang menguji.

Bertablighlah Sebagai Rasa Syukur

Merujuk kepada kisah kaum Ashabul Kahfi (Alquran Surah ke-16/Al-Kahfi) yang demikian tabah dan tawakalnya menghadapi penganiayaan dan kesusahan berat semata demi mempertahankan Tauhid Ilahi, Huzur bersabda,  hendaknya setiap Ahmadi selalu ingat, bahwa kita selaku orang yang telah beriman kepada Al-Masih Muhammadi a.s., wajiblah mempunyai hubungan yang teguh dengan Allah Swt. Kita tidak menderita seberat kaum Ashabul Kahfi dan bagaimana mereka bertahan agar tidak melepaskan keimanannya. Kita hanyalah kaum yang telah beriman kepada Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw, yang dengan perantaraan beliau nilai keimanan telah disempurnakan melalui suatu periode penderitaan dan penganiayaan berat. Pada masa sekarang ini, sebagian besar orang-orang Ahmadi hidup tenteram dan damai. Maka wajiblah kita bersyukur kepada Allah, jangan pernah berpaling sedikitpun dari pada-Nya.  

Baik dalam kesusahan maupun senang, setiap langkah kita senantiasa berhubungan dengan Allah Taala. Di belahan dunia Barat maupun penjuru dunia lain dimana masyarakatnya mengabaikan keberadaan Tuhan, kita yang telah beriman kepada Al-Masih Muhammadi a.s., wajib menunjukkan pentingnya mengandalkan Tauhid Ilahi. Menyadarkan mereka, bahwa sikap menyekutukan Tuhan dan tidak beriman kepada Hadhrat Muhammad Rasulullah Saw, tidak akan memberikan ketenangan pikiran. Huzur bersabda, mereka yang telah beriman kepada Tuhan Yang Maha Tunggal, janganlah berpikir hanya untuk kebaikan diri mereka sendiri. Melainkan juga bagi orang lain.

Selanjutnya Huzur membacakan beberapa sabda Hadhrat Masih Mau'ud a.s. mengenai konsep Ketuhanan di dalam agama lain, ialah, mereka tidak mengenal-Nya sebagai Tuhan Semesta Alam. Hal ini hanya diterangkan di dalam agama Islam.

Huzur mengakhiri Khutbah beliau dengan doa, semoga Allah Taala memudahkan setiap Ahmadi untuk lebih mengenal dan memperoleh Karunia pengalaman rohani berkenaan dengan sifat Tuhan Semesta Alam ini; sekaligus dapat menunjukkannya kepada orang lain, sehingga seluruh dunia pun menyembah Dia, Tuhan Yang Maha Tunggal, Tuhan kita semua, Tuhan Semesta Alam.

transltByMMA/LA112206

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...