Minggu, 09 Desember 2007

BOGOR RICUH LAGI SOAL AHMADIYAH

BOGOR RICUH LAGI SOAL AHMADIYAH


BOGOR – Kehadiran Ahmadiyah di Bogor kembali ditentang. Gerakan Umat Islam Indosesia (GUII) Indonesia pimpinan Habib Abdurahman Assegaf mendatangi Ahmadiyah Cabang Bogor di Jalan Perintis Kemerdekaan Bogor, kemarin. Massa menolak kehadiran Ahmadiyah di daerah ini.

Sebelumnya, pada 15 Juli 2005, GUII menyerang kampus Mubarak Sekretariat Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Desa Pondok Udik Kemang Bogor. Massa melempari kampus dengan botol, kayu, bambu dan bata. GUII menilai Ahmadiyah sebagai aliran sesat karena memiliki nabi tersendiri   setelah Nabi Muhammad SAW, meskipun pihak Ahmadiyah menolak dikatakan sesat. Namun akibat peristiwa ini, ratusan jemaat Ahmadiyah dievakuasi.

Habib Abdurrahman Assegaf menyatakan ajaran Ahmadiyah termasuk sesat. Menurut dia, dalam kitabnya yang bernama Tazkiroh, ditulis jika Mirza Ghulam Ahmad merupakan nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

"Aliran yang mereka anut sudah sesat karena dalam kitab mereka buat, mereka tidak mengakui jika Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, dan itu sudah menyesatkan," ujar Asegaf kepada Radar Bogor kemarin.

Situasi pun sempat ricuh, perwakilan lima anggota GUII termasuk Assegaf yang ingin berdialog dengan pimpinan Ahmadiyah tidak diizinkan masuk. Alasan mereka, pimpinan Ahmadiyah sudah berdialog dan tidak ingin ada dialog kedua. Situasi sempat memanas setelah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) menghalang-halangi para anggota GUII untuk berdialog. Mereka menganggap Ahmadiyah merupakan aliran yang sah dan berhak untuk melaksanakan ajarannya.

"Kami atas nama Ahmadiyah berani mati untuk menjaga keutuhan Ahmadiyah," ujar Koordinator Formaci Said Hilman.

Sementara itu, untuk menghindari bentrokan lebih lebih keras, satu SSK dari Polresta Bogor bersiaga penuh. Petugas memblokade jalan keluar dari kelurahan Kebonkelapa Kecamatan Bogor Tengah. Polisi juga menyiagakan kendaraan water canon di lokasi unjuk rasa.

Kesal tidak bisa masuk, massa GUII menginjak-nginjak kitab ajaran Ahmadiyah. Menurut Assegaf , kitab itu sudah menyesatkan karena di dalamnya hanya berisi kumpulan ilham-ilham dan banyak penambahan wahyu.

Setelah dialog buntu, Assegaf mendatangi Mapolwil Bogor pada pukul 15:00 WIB. Dia melaporkan aliran Ahmadiyah yang dianggap sesat dan langsung diterima Kapolwil Bogor Kombes Pol Sabar Rahardjo.

Setelah itu, sekitar pukul 15:30 WIB ratusan anggota GUII meninggalkan Mapolwil Bogor dan kembali ke tempat asalnya di Parung Kabupaten Bogor.

"Kapolwil menyambut baik kedatangan kita, dan beliau akan menanggapi laporan kami ke Mapolri," terang Assegaf.

Sementara itu, ketua Dewan Pimpinan Cabang Ahmadiyah kota Bogor, Erick Achmad Mubarikh mengatakan, yang diinjak-injak oleh GUII bukanlah kitab suci Jemaat Ahmadiyah. Itu hanya kumpulan wahyu pendiri Jemaat Ahmadiyah, yaitu Mirza Ghulam Ahmad.

Ia juga mengatakan, reaksi yang dilakukan GUII merupakan reaksi bersifat lokal. Sedangkan reaksi di tingkat nasional, pengurus besar Ahmaiyah Indonesia sudah berdialog dengan Departemen Agama, termasuk melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Dalam dialog tersebut ada persamaan, yaitu tata cara peribadatan. Hanya satu yang berbeda adalah Imam Mahdi atau Nabi Isa AlMasih yang turun setelah nabi terakhir Nabi Muhammad SAW," jelasnya.

"Penyebaran   Jemaat Amadiyah telah go internasional. Bahkan sejak didirikan tahun 1925, jauh sebelum berdirinya MUI, jemaat Ahmadiyah sudah ada di 188 negara di seluruh dunia," pungkasnya. (dkw/miq)


 

Sumber: Radar Bogor, 8 Desember 2007/ 28 Dzulqaidah 1428 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...