Rabu, 27 Februari 2008

Opini: Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang dan

Opini yang bagus dari orang yang mulai melihat kebenaran. Moga aja makin banyak orang fikirannya terbuka. Dikutip dengan maksud hanya untuk share dan berbagi ilmu tak ada maksud lain.. :)
==========================================================
Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang dan
Merusak?


Dalam hidup kita sering terpaksa melihat yang sangat tidak ingin kita lihat atau mendengar yang sangat tidak ingin kita dengar atau mengetahui bahwa apa yang dikhawatirkan terjadi kemudian terjadi, yang menyebabkan kita menjadi sangat sedih dan gusar.

Itulah yang saya rasakan ketika menyaksikan berita seputar serangan bom teroris di London yang menewaskan banyak orang tidak bersalah pekan lalu, dan kemudian sebuah peristiwa yang diberitakan Liputan 6 SCTV pagi dan Nuansa Pagi hari Minggu yang lalu, yaitu ketika segerombolan orang yang mengaku dari Lembaga Penelitian dan Pengkajian (LPPI) dan Front Pembela Islam (FPI), sebagian masih belia menyerang, merusak dan berusaha membubarkan 'Jalsah Salanah' (pertemuan tahunan) ke 46 Jemaah Ahmadiah Indonesia di kampus gerakan tersebut di Parung, Bogor, hari Jumat lalu, dengan alasan "bertentangan dengan ajaran Islam". Terdengar jelas ada yang berpekik: "Bakar…….bakar!"

"Mereka tidak mengakui Nabi Muhammad dan tidak berkitabkan Al-Quran," demikian kurang lebih ucapan salah seorang penyerang seperti dikutip SCTV.

Memang seperti itu anggapan mayoritas kaum muslimin tentang Jemaah Ahmadiah. Dan seperti itu pula anggapan saya dulu, ketika ikut mengusulkan untuk "mengusir" Nadri Saadudin alias Wan Nadri, seorang mubalih Jemaah Ahmadiah---yang rajin mendakwahkan doktrin-doktrin mereka di sejumlah milis---dari Palanta sekitar 5 tahun yang lalu.

Dan setelah itu saya masih sempat "menyerang" Wan Nadri dan Ahmadiah di Milis FID. Namun setelah masuk ke Prol dan menyaksikan kegigihan dan ketangguhan intelektual Ahmadiah MA Suryawan dan Febrina dalam menangkis distorsi terhadap Islam dan serangan kepada pribadi Nabi, saya secara brangsur menyadari kekeliruan pandangan saya kepada Jemaah Ahmadiah selama ini.

Sekitar satu setengah tahun yang lalu Wan Nadri yang rupanya tidak dendam kepada saya, menjapri saya memberi tahu bahwa beliau dan isterinya merencanakan untuk menunaikan ibadah haji pada musim haji 2004, dan minta dikirimi catatan lengkap perjalanan haji yang saya kirimkan secara bersambung ke sejumlah milis beberapa bulan sebelumnya, karena catatan yang dikoleksinya tidak lengkap. Permintaannya tersebut segera saya penuhi disertai catatan, semoga Wan Nadri dan isteri mendapat haji mabrur.

Tadinya saya akan mengucapkan selamat di milis-milis Wan Nadri biasa mangkal, tetapi saya urungkan. Kenapa? Karena saya khawatir Wan Nadri nanti kenapa-kenapa di Tanah Suci, karena saya tahu para Ulama dan Pemerintah KSA, tidak membenarkan Jemaah Ahmadiah Qadiani untuk menunaikan ibadah haji, dengan kata lain, memasuki teritori KSA [1]

Memang, kebanyakan ulama, termasuk ulama-ulama besar, termasuk Dr Yusuf Qaradhawi yang sangat berpengaruh dan dihormati kaum muslimin 'mainstream' termasuk saya, berpendapat bahwa Jemaah Ahmadiah Qadiani sudah menyimpang dari ajaran Islam, karena mereka mengimani Mirza Gulam Ahmad (MGA) sebagai Nabi, walaupun menurut Jemaah Ahmadiah sendiri Nabi yang tidak membawa syariat sendiri tetapi meneruskan syariat Nabi Muhammad SAW, dan ini berdasarkan penfasiran mereka terhadap Al-Quran bahwa Nabi yang tidak membawa syariat sendiri tidak berakhir sesudah Nabi Muhammad SAW.

Sebagian lain---nampaknya waktu ini minoritas--- termasuk saya, tidak berpendapat mereka bukan Islam, karena pada kenyataannya mereka salat, berpuasa, berzakat dan berhaji tidak berbeda berbeda dengan kaum muslimin lainnya, yang secara eksplisit menyatakan bahwa mereka menjalankan syariat---dengan kata lain mengakui dan mencintai--- Nabi Muhammad SAW, tidak berbeda dengan kaum muslimin lainnya. Demikian pula Al-Quran yang mereka gunakan sebagai sumber keimanan dan amalan mereka, juga tidak berbeda dengan Al-Quran kaum muslimin lainnya, yaitu Al-Quran Rashm Usmani. Soal apakah paham mereka yang mengimani MGA itu seorang Nabi itu diterima Allah SWT atau tidak, tentunya hanya Allah Yang Maha Bijaksana sendiri yang mengetahuinya.

Selain itu itu Jemaah Ahmadiah juga dikenal antikekerasan dan sangat giat melakukan dakwah Islam ke segenap penjuru dunia. Baitul Futuh, masjid megah yang terletak di jantung Kota London berkapsitas 10 ribu jemaah, terbesar di Eropah, yang diresmikan tahun 2003 lalu, dibangun oleh Jemaah Ahmadiah. Tentu saja kiblatnya menghadap ke arah Ka'bah di Makkah Al-Mukarramah. Dengan kapsitas sebesar itu, mustahil kalau yang salat berjamaah di sana, termasuk Salat Jumat, terbatas hanya dari kalangan kaum muslimin Jemaah Ahmadiah saja.

Persoalannya sebenarnya sederhana saja. Kelompok pertama cenderung mengemukakan perbedaan, sedangkan kelompok kedua cenderung melihat persamaannya. Namun seperti saya kemukakan di atas, di kalangan kelompok pertama jelas tidak sedikit memiliki pandangan yang terdistorsi terhadap Ahmadiah.

Dengan demikian bagi kelompok pertama yang tetap berpendapat bahwa Jemaah Ahmadiah menyimpang tentunya sah-sah saja. Apalagi pendapat ini didukung jumhur ulama termasuk MUI, walaupun boleh ikut bangga bahwa ada orang Islam yang memperoleh hadiah Nobel untuk fisika, yaitu Prof Abusalam yang notabene seorang muslim Ahmadiah. Kalau mau disanggah, seyogyanya sanggah saja penfasirannya.

Persoalannya, mengapa harus melakukan serangan fisik, merusak dan berusaha membubarkan acara yang telah mendapat izin aparat keamanan? Tindakan premanisme dan main hakim sendiri ini tidak saja harus dikutuk, tetapi harus ditindak tegas dan tuntas oleh aparat penegak hukum, dan para pelaku, utamanya mereka-mereka yang bertanggung jawab harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sekali ini dibiarkan, maka jangan terkejut nanti akan ada korban-korban tindakan anarkis berikutnya dengan dalih yang mereka ditetapkan sendiri.

Karena itu sikap Jemaah Ahmadiah Indonesia untuk tidak menyerah dan melakukan perlawanan hukum terhadap tindakan main hakim sendiri ini sangat tepat dan patut didukung. Apalagi penzaliman terhadap Jemaah Ahmadiah di Republik tercinta ini bukan yang pertama kalinya.

Namun yang lebih gawat, tindakan-tindakan seperti ini hanya akan semakin mencoreng wajah Islam dari sudut pandang orang-orang di luar Islam sebagai agama yang cuma mengemukakan violent, ketidakrukunan dan kebencian, bahkan sesama muslim sendiri. Belum kering rasanya tinta Koran menulis konflik berdarah antara kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan muncul pula hal seperti di atas di Indonesia. Sepertinya bencana tsunami dan berbegai kemelut dan derita tak tertahankan yang dihadapi bangsa ini masih dianggap kurang apa?

Karena itu tidak mengherankan, ketika terjadi tragedi pemboman di London, banyak orang---termasuk saya---yang secara otomatis berfikir, ini pasti ulah jaringan Al-Qaidah.

Lalu akbibatnya tidak sulit diduga. Walaupun tudingan keterlibatan Al-Qaidah masih harus diuji kebenarannya, mayoritas kaum muslimin di Inggris atau di negara-negara barat lainnya yang tidak tidak punya sangkut paut dengan terorisme dan berusaha untuk hidup damai sesuai dengan tuntunan Islam yang bersumber dari---meminjam seorang netter di milis Apakabar---'authentic teaching of the Alquran' akan kena getahnya. Dan memang ternyata demikian seperti pemebakaran masjid di Inggris dan serangan terhadap pusat-pusat Islam di Selandia Baru. Belum tahu lagi serangan seperti apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya.

Dan ini hendaknya menjadi perhatian sungguh-sungguh dari seluruh umat Islam utamanya para ulama dan tokoh-tokoh umat, terutama Bapak-Bapak di MUI agar lebih mengemukakan kebersamaan serta bersikap tegas terhadap tindakan-tindakan premanisme atas nama Islam yang justru mencemongi Islam.

Akhirnya saya berharap pendapat saya di atas tidak dijadikan polemik ---dan kalau ada nilainya---menjadi refleksi kita bersama.

Ya, apalah awak ini.

Wassalam, Darwin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...