Rabu, 14 Mei 2008

Gus Dur Siap Jadi Saksi Ahli Ahmadiyah

Jakarta, gusdur.net
Presiden Republik Indonesia (RI) ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan kesediaannya untuk menjadi saksi ahli bagi Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), terutama setelah keluarnya rekomendasi Bakor Pakem untuk membubarkan JAI, Rabu (16/04/2008).

Kongkow

“Saya siap jadi pembela ahli JAI di pengadilan,” kata Gus Dur saat menjadi narasumber pada acara Kongkow Bareng Gus Dur bertema Sistem Jaminan Sosial Nasional, di Green Radio, Jl. Utan Kayu No. 68 H Jakarta, Sabtu (3/05/2008) pagi. Pengasuh Ponpes Soko Tunggal Semarang Jawa Tengah KH. Nuril Afirin juga tampak mendampingi Gus Dur.

Gelombang penolakan atas rekomendasi Bakor Pakem itu terus bermunculan. Dua hari silam umpamanya, sejumlah ormas berdemontrasi di depan Istana Merdeka untuk membela ibu-ibu dan anak-anak panganut JAI, yang kini hidupnya dihantui ketakutan jika sewaktu-waktu kekerasan menimpa mereka.

“Itu bukti hidup di Indonesia nggak aman,” kata Gus Dur.

Namun demikian, Gus Dur meyakini munculnya rekomendasi pembubaran Ahmadiyah dan fatwa sesat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), itu bukan untuk memecah-belah bangsa ini.

“Saya tidak melihat soal Ahmadiyah ini untuk memecah belah bangsa,” tegas Gus Dur. Menurutnya, itu karena pembuat rekomendasi dan fatwa tidak memahami pluralitas bangsa.

Sedang Gus Nuril – sapaan akrab KH. Nuril Arifin – menyatakan, keyakinan, apapun bentuknya, tidak bisa dihakimi oleh siapapun. Jika keyakinan dihakimi dan pemerintah diam saja, itu berarti pemerintah melanggar UUD 1945 yang mengamanatkan untuk melindungi seluruh warganya tanpa pandang bulu.

“Kalau pemerintah tidak melindungi mereka, apa ini tidak ngisin-ngisinke waris? Nanti Ahmadiyah akan minta perlindungan pada negara lain. Apa di sini sudah tidak aman lagi?,” tanya Gus Nuril menyindir.

Kongkow

Dikatakannya juga, jika alasan pelarangan itu karena ajaran Ahmadiyah dinilai bertentangan dengan Islam, maka Budha, Kristen, Hindu, dan sebagainya, juga bertentangan dengan Islam. “Kalau mau konsekuen, ya harusnya dilarang semua to?,” tegas Gus Nuril. “Ini sebetulnya persoalan politik yang masuk wilayah agama. Pemerintah ini kurang gawean. Akhirat ditangani, petani yang kelaparan nggak diurusin,” imbuhnya mengritik.[nhm]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...