Rabu, 04 Juni 2008

Korban Monas: K.H. Maman Gelar Istigasah

Inilah Kyai contoh yang benar-benar menerapkan prilaku nabi dalam kehidupannya. Bagaimana dengan FPI?? Coba pikir...

===========================================
K.H. Maman Gelar Istigasah
http://www2. pikiran-rakyat. co.id/prprint. php?mib=beritade tail&id=16256

BANDUNG, (PR).-
Pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan, Jatiwangi, K.H. Maman Imanulhaq, salah seorang korban aksi pemukulan Front Pembela Islam (FPI) di Monas Jakarta, Selasa (3/6) pagi dijemput oleh sejumlah santri dan simpatisannya. Malam harinya, bersama Pimpinan Pondok Pesantren Buntet, K.H. Abas dan 10.000 umat Islam bertempat di Desa Buyut, Gunungjati, Cirebon dilakukan doa istigasah untuk keselamatan umat Islam.

Dalam kondisi masih sulit berbicara, Pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, K.H. Maman Imanulhaq, memaksakan diri untuk pulang ke Cirebon. "Selain untuk menemui sesepuh saya di Pontren Buntet, juga untuk meredam amarah masyarakat Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) yang berencana berangkat ke Jakarta untuk menuntut balas," ujar K.H. Maman, saat memberikan keterangan kepada sejumlah media cetak dan elektronik, bertempat di rumah makan Bale Gazebo, Bandung, Selasa (3/6) kemarin.

Dikatakan K.H. Maman, peristiwa yang menimpa dirinya dan sejumlah aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AK-KBB) yang terdiri dari 72 elemen, oleh FPI, merupakan tindakan terhadap pencorengan agama. Aksi yang dilakukan sudah bukan lagi berdasarkan akidah agama Islam, tetapi cenderung sebagai bentuk premanisme dan anarkisme.

Karenanya, baik pihaknya maupun korban aksi FPI menuntut agar tindakan yang dilakukan oleh FPI diproses sesuai hukum yang berlaku. "Kami tidak akan menuntut balas, hanya kami berharap masalah ini harus tuntas dan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku," ujar K.H. Maman.

Akibat pemukulan yang dilakukan sejumlah anggota FPI, K.H. Maman mengalami sejumlah luka di tubuhnya. Selain luka parah di bagian kepalanya dan leher, dirinya juga mengalami sejumlah luka pada bagian wajah (hidung dan pelipis), serta di bagian rusuk.

Pada hari nahas tersebut dirinya berhasil diselamatkan setelah ditinggal pergi oleh para pelakunya dalam kondisi tidak sadarkan diri. Setelah sedikit siuman dan dibantu beberapa warga dirinya naik taksi dan meminta diantar ke RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta Timur.

Karena khawatir terhadap kondisi psikologis dirinya dan di luar rumah sakit berkeliaran anggota FPI yang berniat mendatangi dirinya untuk berdialog, beberapa orang santri dan anggota ormas Sundawani yang bersimpati menjemputnya dari rumah sakit. "Pihak rumah sakit memberikan izin pulang selain agar saya bisa istirahat di rumah juga untuk menghindari kedatangan perwakilan FPI ke rumah sakit yang dikhawatirkan akan menimbulkan keributan kembali," ujar K.H. Maman.

Upaya untuk keluar rumah sakit menurut K.H. Maman, bukan merupakan perkara yang mudah meski sudah mendapatkan izin dari pihak rumah sakit. Setelah ada upaya dari sejumlah santrinya dan anggota ormas Sundawani, melalui lantai dasar K.H. Maman dapat dikeluarkan dari kompleks rumah sakit yang juga mendapat pengamanan petugas kepolisian maupun FPI.

"Alhamdulillah, saya dibawa pulang oleh rekan-rekan pagi tadi, melalui jalan belakang gedung dapat keluar dari rumah sakit. Saat ini saya akan langsung ke Cirebon untuk menenangkan santri dan massa simpatisan saya yang hendak bertolak ke Jakarta," ujarnya.

Dikatakan K.H. Maman, berdasarkan informasi santrinya yang turut menjemput, ada 1.000 santri dan massa dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan akan datang ke Jakarta. Selain untuk melakukan aksi menuntut para pelaku diproses hukum, mereka juga menuntut agar FPI dibubarkan.

Menurut K.H. Maman, pihaknya secepat mungkin akan bertolak ke Pesantren Al Mizan pimpinannya dan sejumlah ormas Islam di Cirebon untuk menenangkan dan memperlihatkan bahwa dirinya dalam kondisi sudah sehat. "Karena, selain mau datang ke Jakarta, sejumlah simpatisan akan melakukan pembalasan terhadap FPI di Cirebon," ujar K.H. Maman.

Malam harinya, bertempat di Desa Buyut, Gunungjati, Cirebon, bersama K.H. Abas pimpinan Pontren Buntet dan sekitar 10.000 santri serta masyarakat setempat, K.H. Maman melakukan doa istigasah. "Doa kami lakukan bukan hanya untuk kesehatan kami yang menjadi korban, tetapi untuk bangsa ini yang tengah sakit dan dirundung masalah," ujar K.H. Maman, saat dihubungi via telefon, semalam.

Setelah doa, K.H. Maman meminta agar umat Islam Ciayumajakuning, untuk tidak terpancing dan melakukan aksi yang dapat memperkeruh masalah dan menambah masalah baru.

K.H. Maman menegaskan bahwa sebelum insiden, AK-KBB yang terdiri dari 72 elemen, murni akan melakukan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional di Monas, karena sudah mendapat izin dari aparat kepolisian. (A-87/A-156) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...