Selasa, 17 Juni 2008

Sifat Al-Razzaq Allah Swt (II)

Ikhtisar Khutbah Jumah Hazrat Khalifatul Masih V Atba
13 Juni 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK.

================================

Huzur melanjutkan pembahasan topik Ar-Rizq (Maha Penyedia/Pemelihara) dan sifat Al Razzaq (Maha Penyedia) Allah Taala pada Khutbah Jumah beliau hari ini. Huzur bersabda, sebagaimana beliau telah kemukakan pada Jumah lalu, bahwa Allah Swt menyatakan, hanya Dia-lah yang Maha Pemberi bagi semua makhluk; termasuk manusia; namun sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, Allah menyediakan bagi mereka rizqi rohani maupun rizqi jasmani. Dan bila kaum mukminin yaqin sepenuhnya kepada-Nya, maka Allah pun akan menyediakan dari berbagai sumber penghasilan, yang bagi orang kafirin tidak mempunyai konsep tentang hal itu.
Huzur bersabda, banyak orang Ahmadi di berbagai negara yang menulis kepada beliau betapa Allah Taala telah mengaruniai usahanya dengan istimewa. Sehingga hal ini menambah keimanannya. Ini merupakan salah satu ciri orang yang beriman, yakni manakala ia menerima berkat dari Allah Taala, maka ia pun segera bersyukur kepada-Nya. Menerangkan perkara ini lebih lanjut, Huzur membacakan ayat 13 Surah Luqman (31:13):
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ دٌ 31:13

‘Dan kami limpahkan hikmah atas Luqman, yang kemudian berkata, 'Bersyukurlah kepada Allah: barang siapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan rohaninya sendiri. Dan barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
Huzur bersabda, ketika Hadhrat Ibrahim a.s. berdoa untuk anak keturunan beliau, beliau pun mendoakan mereka agar menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur :

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ 14:38


'Ya Tuhan kami, aku telah tempatkan sebagian keturunanku di padang tandus dekat Baitullah, Ya Allah jadikanlah mereka sebagai orang-orang yang suka mendirikan Salat. Sehingga qalbu manusia condong kepada mereka dan mendatangkan berbagai macam buah-buahan, sehingga menjadikan mereka sebagai orang-orang yang bersyukur (Surah Ibrahim ayat 38).

Bekerja keras, Belanja di jalan Allah dan Berdoa.
Huzur bersabda, manakala seorang mukminin memeriksa diri betapa Allah Swt telah mengaruniai mereka, maka ketakwaan mereka pun meningkat. Dan demikianlah hendaknya sikap mereka, agar Allah Swt mengarunia mereka lebih banyak lagi. Allah meningkatkan rizqi-Nya bagi mereka. Dia telah membuktikan hal ini atas mereka yang meningkatkan derajat keimanan mereka, atau yang berupaya untuk itu. Meningkatnya rizqi seorang mukminin bukanlah faktor kebetulan, melainkan sesuai dengan janji-Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ 14:8


‘Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman: 'Bila kamu bersyukur, Aku pun sungguh akan menambahkan karuniaKu. Dan bila kamu tak bersyukur, azabKu sungguh pedih'. (Surah Ibrahim ayat 8).
Huzur bersabda, bagi orang yang tak beriman boleh jadi ia akan menukas, sesuai dengan hukum alam, mereka yang bekerja keraslah yang akan memetik hasilnya, itulah ganjaran bagi mereka. Akan tetapi, bagi orang yang beriman, bekerja keras yang diiringi dengan iman dan taqwa akan memperoleh ganjaran pahala yang berlipat ganda. Bahkan bila pun ada sesuatu ketidak-sempurnaan dalam ikhtiarnya, Allah Swt akan berkenan untuk menutupinya.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, Allah berfrman, Dia adalah Razzaq bagi mereka yang menjalani hidup taqwa. Huzur bersabda, adalah pengalaman pribadi beliau maupun para petani Ahmadi yang menulis kepada beliau, manakala hasil panen mereka lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang ghair-Ahmadi, mereka bertanya-tanya upaya extra apa yang telah mereka lakukan ? Mereka menjawab, ini hanya dikarenakan 1/10 atau 1/16 dari keuntungan yang diperoleh, mereka belanjakan di jalan Allah. Inilah sedikit kerja extra yang akhirnya membawa berkah itu.
Membacakan ayat 4 Surah Al Talaq (65:4) Huzur bersabda, Allah memberi ganjaran pahala kepada orang mutaqin dari arah yang tak disangka-sangka. Namun karunia istimewa ini bersyarat; yakni manakala Allah Swt sudah bersifat Al Razzaq bagi hamba-hamba-Nya yang sejati, maka hamba-Nya pun harus berupaya untuk menjalani hidup taqwa.

Hanya Dari Rizqi Yang Thayyib.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, seseorang yang berusaha menjauhi perbuatan dosa yang sekecil-kecilnya karena takut akan Allah, maka Allah pun akan menjauhinya dari kesulitan. Atas dasar ini, Huzur bersabda, pelajarilah tunjangan sosial yang diberikan di dalam sistem pemerintahan negara-negara Barat. Tunjangan ini diberikan untuk mereka yang dikarenakan sesuatu hal menjadi penganggur atau penghasilannya di bawah standar kelayakan hidup. Bahkan beberapa negara Barat ini memberikan tunjangan sosial tersebut dalam jumlah yang mencukupi, termasuk negara Inggris ini. Namun disayangkan, kata Huzur, ditengarai ada beberapa orang yang mengklaim tunjangan sosial tersebut hingga mereka memperolehnya meskipun sebetulnya mereka mempunyai usaha kecil, atau pekerjaan tidak resmi. Atau mereka sambil menyupir taxi. Huzur bersabda, semua ini perbuatan yang jauh dari standar taqwa. Dengan tidak berterus terang penghasilan yang diperolehnya, orang-orang semacam ini mengelabui sistem pajak pemerintahan mereka. Artinya mereka pun berbuat curang terhadap mereka yang taat pajak. Dengan demikian jauh dari ketakwaan; mereka berbuat munkar. Tak peduli segelintir apapun jumlahnya, orang-orang semacam itu bukan saja menjauhkan diri mereka dari Allah, tetapi juga menjatuhkan nama baik Jamaat.
Huzur bersabda, dengan memberi informasi yang tidak benar, mereka berhasil memperoleh beberapa pound-sterling, akan tetapi pada hakekatnya perbuatan mereka tersebut sama halnya dengan menafi'kan Allah sebagai Al-Razzaq. Pemerintah sudah mengantisipasi hal ini. Cepat atau lambat, perbuatan mereka akan diketahui. Dan pemerintah pun mengetahui, bahwa orang-orang Ahmadi tidak mengelabui fasilitas tunjangan sosial ini. Jika mereka [pejabat pemerintahan] berubah pikiran, tentulah mereka pun tidak mempercayai Jamaat lagi. Huzur bersabda, beliau telah memerntahkan tuan Amir Jamaat, agar mewaspadai orang-orang semacam ini. Jika kedapatan, harap jangan terima Chandah mereka. Penolakan Chandah mereka tidak akan berdampak apapun terhadap Jamaat. Malah akan membersihkan berbagai iuran yang masuk, yang didasari oleh ketakwaan.
Bila orang tidak mengindahkan Allah sebagai Al Razzaq, maka dinullah-Nya pun tidak memerlukan harta benda mereka. Huzur menasehati, bila mereka yakin sepenuhnya kepada Allah Al-Razzaq, maka berbagai karunia-Nya pun melimpah, dan akan terus membuat generasi muda mereka merasa berkecukupan, tidak akan iri terhadap harta benda orang lain. Hal inilah yang membawa mereka ke ketaqwaan. Huzur bersabda, adalah doa beliau untuk semua orang, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari sifat tamak.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, menurut Alquran, salah satu ciri orang yang mutaqi adalah Allah Taala menjauhkan dirinya dari hal-hal yang mudharat, dan Allah sendiri yang menjadi penjaminnya. Mereka tetap beristiqamah ketika sedang diterpa kesulitan agar memperoleh keridhaan Tuhan. Maka jika ia menjadi yaqin sepenuhnya kepada Allah, maka Allah pun serta merta akan memberikan pertolongan-Nya. Dia itulah Yang Maha Pemurah. Namun Dia itu pula yang senantiasa menyuruh kita agar selalu berada di atas jalan yang lurus dan mensucikan diri mereka, agar Dia berkenan menambahi rizqi kita:

وَمَا آتَيْتُم مِّن زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ 30:40


'...apapun yang kamu Zakatkan, jika semata-mata karena Allah – itulah yang akan melipat-gandakan harta benda mereka.’ (Surah Al Rum ayat 40).
Boleh jadi ada setengah orang yang mencoba berkelit, tak apalah memperoleh klaim tunjangan sosial tersebut (padahal berpenghasilan), kan nantinya membayar Chandah. Huzur bersabda, Allah tidak menginginkan uang yang berasal dari semacam itu dibelanjakan di jalan-Nya. Dia telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ


‘Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dari bagian yang suci dari penghasilanmu, dan juga dari segala apa yang Kami hasilkan dari muka bumi; jangan sekali-kali membelanjakan dari hal yang buruk …’ ( 2:268).
Huzur mengingatkan, harta yang dihasilkan dari yang tidak thayyib (suci) tidak akan mendatangkan kesucian. Kalaupun diperoleh karena ketidak-fahaman, harus cepat-cepat meninggalkannya. Sesungguhnya, Allah telah menyatakan, salah satu ciri orang yang beriman/taqwa di dalam Alquran, ialah rizqinya akan tersucikan, ini dikarenakan mereka: '...wa mimma razaqna hum yunfiqun, ialah, membelanjakan apapun yang kami telah rizqikan kepada mereka’ (2:4).
Huzur bersabda, pencuri, perampok dan penyamun pun bisa hidup dengan cara mereka itu. Akan tetapi dapatkah dikatakan penghasilan mereka itu dari Tuhan ? Di Pakistan ada orang-orang yang memperoleh penghasilan dengan cara-cara yang tidak sah, namun mereka katakan Allah-lah yang memberinya, padahal jelas-jelas berasal dari sumber-sumber syaitani. Bahkan mereka yang mendulang bisnis besar dengan cara yang salah tersebut memasang plakat di atas pintu-pintu rumah mereka: ‘Haza min Fazli Rabbi’ (berkat karunia Tuhan kami): “Inna lillahi...! (sungguh ironis). Para politisi pun ikut-ikutan membangkrutkan negara.

Tingkatkan Pengorbanan, dan Yakinlah.
Mengingatkan kembali topik utama Khutbah, Huzur bersabda, setiap Ahmadi hendaknya memastikan penghasilan mereka berasal dari sumber-sumber yang halal. Bila mereka berkeinginan untuk menambah penghasilan, cobalah belanjakan di jalan Allah semata-mata karena-Nya. Kemudian, lihatlah hasilnya. Ada setengah Ahmadi yang menyurat, mereka tak dapat menentukan jumlah Chandah mereka sepersekian dari penghasilan dikarenakan penghasilannya tidak tetap, atau mengalami sesuatu kesulitan dalam pekerjaannya. Untuk orang-orang semacam ini silakan meninjau kembali pembayaran Chandah mereka, tetapi harus berdasarkan ketaqwaan (takut akan Tuhan). Membacakan ayat 216 Surah Al-Baqarah (2:216) Huzur bersabda, seorang mukmin yang sempurna akan selalu berusaha membelanjakan harta benda mereka di jalan Allah dengan sebesar-besarnya. Memang ada sebagian orang yang mengalami kesulitan hidup, tetapi tidak mengurangi pembayaran Chandah mereka.
Huzur mengingatkan doa maqbuliat ajaran Hadhrat Rasulullah Saw yang sangat penting untuk zaman sekarang ini, ialah, Allahumma as'aluka ilman nafian, wa rizqan thayyiban, wa amalan mutaqabalan, yang artinya, ‘Ya Allah, berilah hamba ilmu yang bermanfaat, rizqi yang thayyib, dan amal pekerjaan yang makbul.’

Menolak Rizqi Rohani Mengais Fulus Syaitani.
Huzur bersabda, pada Khutbah Jumah yang lalu beliau telah menerangkan, salah satu arti Rizqi adalah bagian (atau andil, share); dan bagian ini dapat mengandung arti baik maupun buruk. Membacakan ayat 83 Surah Al Waqi’ah (56:83), wa taj'aluna rizqakum annakum tukadzibun ? yang artinya: “Dan engkau menyangkali kebenaran hanya dikarenakan demi mata pencaharianmu ?'
Huzur bersabda, Surah ini mengemukakan nasib orang-orang yang bersyukur dan yang tidak bersyukur di zaman 'kaum awalin' maupun di zaman 'kaum akhirin' kini. Ayat tersebut mengemukakan, barang siapa mencari kehidupannya dengan cara-cara yang tidak halal berarti menjauhkan dirinya dari ketaqwaan. Dan dikarenakan sikap khawatir mereka terhadap hal-hal duniawi, maka mereka pun akhirnya jatuh ke dalam perangkap Syaitan. Setengah orang semacam ini, yakni yang takut akan nasib duniawi mereka, sebagian dari mereka ini adalah kaum mullah/ulama yang tidak mau menerima kebenaran disebabkan mereka takut kehilangan kekuasaan atas pengikut/massa mereka berdasarkan keyakinan mereka itu. Pendek kata, para politisi dan kaum mullah tersebut memahrumkan diri mereka sendiri dari rizqi rohani yang Allah Taala telah kirimkan untuk zaman ini dikarenakan demi mempertahankan penghasilan mereka yang tidak thayyib. Sehingga pekerjaan mereka itulah menolak kebenaran. Inilah yang kini tengah terjadi, dimanapun ada penentangan terhadap Jamaat Ahmadiyah, hal ini disebabkan kolaborasi para politisi dengan kaum mullah. Dan tasyakur Seabad Khilafat kita telah menyulut lagi sikap hasad (dengki) mereka. Bagaimanapun juga politikus tidak berminat terhadap masalah agama. Namun, bila mereka tidak mendengar keinginan kaum mullah, mereka pun takut kehilangan suara pendukung. Artinya, mereka takut kehilangan rizqi mereka yang tidak thayyib itu. Sementara itu kaum mullah pun takut kehilangan penghasilan mereka dari dukungan dana untuk berbagai madrasah / pesantren yang mereka atas namakan untuk itu. Walhasil, rizqi mereka sangat tergantung kepada aktivitas penolakan mereka terhadap kebenaran. Inilah mengapa sebabnya mereka gigih menolak kebenaran; yakni agar mereka memperoleh penghasilan. Namun, nasib mereka akan berakhir sebagaimana telah dinyatakan di dalam Alquran, wa tashliyatu jahiim, terbakar di dalam gejolak api Jahanam' (56:95). Di Pakistan dan di Indonesia terjadi berbagai aksi anti-Ahmadiyah hanya dikarenakan kolaborasi para politisi dan kaum mullah. Mereka berupaya membodohi publik dengan isue “penodaan terhadap agama” demi “kemuliaan” agama mereka.
Oleh karena itu kepada kaum Ahmadi, Huzur menasehati agar tetap beristiqamah, sabar dan terus menerus berdoa. Kita telah menerima kebenaran Hadhrat Imam Mahdi a.s., maka jadikanlah diri kita lebih dekat kepada Allah Swt; yang telah memberi kabar suka bagi siapa yang telah berhasil memperoleh qurb-Nya. Huzur bersabda, seorang tokoh besar di Pakistan suatu hari telah bersumpah akan menyusahkan Jamaat sehingga menjadi miskin. Namun apa yang terjadi atas nasib dirinya telah diketahui semua orang. Sementara itu Jamaat ini memperoleh karunia semakin bertambahnya perbendaharaan harta mereka, baik secara Jamaah maupun perorangan. Seorang tokoh besar lainnya bertekad akan menghabisi Jamaat dengan berbagai cara. Namun dunia menyaksikan akhir tragedi kehidupannya. Sementara itu, dengan karunia Allah Taala, berbagai fasilitas dan cara telah semakin terbuka luas bagi kemajuan Jemaat. Allah Swt telah menunjukkan berbagai jalan kemudahan yang menunjukkan bahwa Dia-lah Yang Maha Pemberi dan Al-Malik, sebagaimana dinyatakannya di dalam Alquran (51:59), 'innallaha huwa razzaqu dzulquwwatil matin; Seungguhnya Allah-lah Ar-Razzaq, Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.’

Sabar, Istiqamah &Doa (Ke Amerika Serikat & Canada).
Huzur bersabda, pasca [tasyakur Seabad Khilafat] 27 Mei 2008 terjadi peningkatan anti-Ahmadi di Pakistan. Para mahasiswa kedokteran Ahmadi – bahkan sebagian di antaranya sudah di tingkat akhir – telah dikeluarkan dari Universitas mereka di Faisalabad. Para penganiaya itu berpikir, dengan ancaman terhadap 'rizqi' [studi] mereka itu, mereka akan menyangkali kebenaran Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Di beberapa kota beberapa rumah milik orang Ahmadi dibakar. Mereka berpikir, kita akan menukar keimanan kita. Mereka tidak mengetahui, bahwa kita beriman kepada Allah, dzulquwwatil matin; Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.’
Kepada kaum Ahmadi di Indonesia, Huzur bersabda, meskipun mereka [pejabat pemerintahan] tidak melarang Jamaat Ahmadiyah secara terang-terangan, namun mereka telah membuat situasi sedemikian rupa yang akan menjurus kepada pelarangan. Maka kaum Ahmadi Indonesia hendaknya lebih khusyu dalam peribadatan dan doa-doa mereka. Betapa Allah Swt telah meningkatkan keadaan Jemaat di Pakistan [meskipun penganiayaan tiada henti]; maka hal ini pun akan terjadi di Indonesia. Huzur bersabda, saatnya tidak akan lama, siasat mereka itu akan berbalik kepada diri mereka sendiri. Huzur memaklumatkan kepada seluruh kaum Ahmadi agar mendoakan saudara Ahmadi mereka di Pakistan dan juga di Indonesia.
Huzur bersabda, minggu yang akan datang beliau akan bermuhibah ke Amerika Serikat dan Canada. Berbagai persiapan telah dibuat untuk menyelenggarakan [perayaan] Seabad Khilafat yang dikaitkan dengan Jalsah mereka. Kaum Ahmadi di kedua negara tersebut telah menyampaikan dambaan mereka agar Huzur berkenan datang. Bertemu muka secara langsung memang memberi banyak hikmah kebaikan. Rencana kunjungan ke Amerika Serikat ini merupakan yang pertama kali, oleh karena itu, semoga Allah memperlihatkan bantuan dan pertolongan-Nya yang khas. Semoga kunjungan muhibah ini diberkati Allah dalam setiap seginya. Dan semoga pula tujuan hakikinya dapat terpenuhi. Huzur bersabda, kita semua telah memperbaharui janji setia kita kepada Khilafat di awal abad kedua-nya ini, semoga Allah menghembuskan ruh semangat baru kepada kita sekalian. Akhirnya Huzur berdoa, semoga Allah Swt menghilangkan segala kesulitan dalam perjalan muhibah tersebut.

transltByMMA/LA061608
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.


=============================
Synopsis of Friday Sermon (13-Jun-08) prepared by Sister Shermeen Butt



Huzur continued with the subject of Rizq (provision/sustenance) and Divine attribute of Al Razzaq (The Provider) in his Friday Sermon today. Huzur said as he had mentioned last week Allah declares that He alone is the Provider of all creation and for man, who is the most eminent of all creation, Allah provides material as well as spiritual sustenance. Allah states that if the believers put their trust in Him He provides from sources that those who do not believe have no concept of.

Huzur said Ahmadis write to him from various countries of the world about their experiences of how Allah has blessed their business and is bestowing them beyond their hopes. This increases their faith. Fact is that it is a sign of a true believer that when he/she receive a blessing his/her attention is promptly drawn to Allah in thankfulness. Explaining further, Huzur cited verse 13 of Surah Luqman (31:13) – ‘And We bestowed wisdom on Luqman, saying, 'Be grateful to Allah: and whoso is grateful, is grateful only for the good of his own soul. And whoso is ungrateful, then, surely, Allah is Self-Sufficient, Praiseworthy.’ Huzur said when Hadhrat Ibrahim (on whom be peace) had prayed for his progeny he had also supplicated for them to be grateful:

'Our Lord, I have settled some of my children in an uncultivated valley near Thy Sacred House - Our Lord, - that they may observe Prayer. So make men's heart incline towards them and provide them with fruits that they may be thankful.’ Surah Ibrahim verse 38. Huzur said when a believer observes Allah’s blessings he is grateful and this causes an increase in his taqwa (righteousness) and indeed it should. Allah then bestows further blessings, with His grace He increases their Rizq. He has this dealing with those who have enhanced belief or those who endeavor to enhance their belief. The increase in the Rizq of a believer is not accidental but is in accordance with Divine promise: ‘And remember also the time when your Lord declared: 'If you are grateful, I will surely bestow more favors on you; but if you are ungrateful, then know that My punishment is severe indeed.' Surah Ibrahim verse 8. Huzur said it may be said about those who do not believe that in accordance with the law of nature their hard work bears fruit and they are thus rewarded, however, for a believer, when along with hard work there is belief and taqwa then the reward is much greater and even if there is some lapse in the effort made, Allah makes up the deficiency.

The Promised Messiah (on whom be peace) said that Allah has declared that He is the Razzaq of one who adopts taqwa. Huzur said it was his personal experience as well as Ahmadis write to him that when their harvest is greater than the non-Ahmadis they are asked what extra effort did they make to get a greater yield. Their answer is that the one tenth or the one sixteenths of their income that they give in the cause of Allah is their ‘extra’ bit and it is this that brings the blessings.

Citing verse 4 of Surah Al Talaq (65:4) Huzur said Allah provides for those who are righteous from unexpected means. This extraordinary blessing has a condition; when Allah manifests His attribute of Al Razzaq for His servant then His servant too should make effort in adopting and adhering to taqwa.

The Promised Messiah (on whom be peace) said that one who will shun the smallest of sins for fear of Allah will be saved from trouble by Allah. With reference to this Huzur said he wished to draw attention towards the social benefits system that some Western governments provide to the unemployed or those on low income to bring their standard of living to an acceptable level. Some Western countries are most generous with these benefits and the British government is also commendable in this respect. However, Huzur said there are some who claim these ‘benefits’ despite having a small business or an employment which is perhaps not obvious. There are some who drive taxi-cabs but take the ‘benefit’. Huzur said this is outside the parameters of taqwa. By not declaring their income these people are thieving the government of its tax revenue. They also usurp the tax paid by the law-abiding citizens and of course far from taqwa, they commit falsehood. No matter how few people do this, not only they distance themselves from Allah they also bring down the repute of the Community. Huzur said by giving wrong information they gain a few pounds [sterling] but by their actions they state that God is not their provider. The government is aware of these things and sooner or later gets of know about these people and it closes in on them. Huzur said the government is aware that Ahmadis do not defraud the benefits system. If they change their mind then their trust in the Community will come to an end. Huzur said he has told Ameer sahib that if he finds out about anyone who indulges in this deception then their chanda should not be taken. The cessation of their chanda will not make any difference to the Community at all and at least whatever funds we offer in the cause of Allah will be pure. Huzur said if one does not consider Allah as Razzaq then Allah’s religion is in no need of one’s money. Huzur enjoined that if one fully believes in Allah as the Provider then His blessings are great and this in turn generates contentment and once one is content one does not eye the wealth of another and this fosters taqwa. Huzur said it was his prayer for everyone that may Allah save us from all kinds of greed.

The Promised Messiah (on whom be peace) said that one sign of the righteous as stated in the Holy Qur’an is that Allah frees him/her from what is disagreeable in the world and Himself becomes his/her Guarantor. Huzur added that one should be steadfast during adversity to attain God. If trust is put in Allah then He will certainly provide help. He is so Gracious that He repeatedly draws our attention to ways and means of purifying and thus enhancing our Rizq: ‘…whatever you give in Zakat, seeking the favor of Allah - it is these who will increase their wealth manifold.’ Surah Al Rum verse 40. Huzur said one may say that even if one claims some benefits money [inappropriately] at least one pays chanda on it, so it does not matter. Huzur said Allah does not wish such money spent in His cause. He states: ‘O ye who believe! Spend of the good things that you have earned, and of what We produce for you from the earth; and seek not what is bad to spend out of it…’ 2:268. Huzur reiterated that money earned by wrong means cannot be pure. He said if one is taking benefit due to any misunderstanding one must desist. Indeed Allah states a sign of believer in the Holy Qur’an that his/her Rizq would be pure by declaring that they: ‘spend out of what we have provided for them;’ (2:4) Huzur said thieves, robbers and hoarders all make a living, can they say their livelihood comes from Allah? In Pakistan people make money through unwarrantable means and then say Allah has granted them, whereas their wealth is made from satanic sources. In Pakistan big business people have the words ‘Haza min Fazle Rabbi’ (with the grace of my Lord) written in front of their houses. Huzur said Inna lillahe. The politicians are also looting the country. Reiterating his earlier point Huzur said each Ahmadi should ensure that their income is through pure means. If they wish to increase their income they should try giving in the name of God and then observe what results it brings. Huzur said some people write to him that they pledged chanda not able to foresee their income or have employment difficulties, such people can review their chanda with taqwa. Citing 2:216 Huzur said a believer always tries to spend as much as possible in the way of Allah. Certainly there are some who bear hardship but do not lessen their chanda.

Huzur drew attention towards a prayer of the Holy Prophet (peace and blessings of Allah be on him which he said is most significant in the current age. Its translation reads: ‘O Allah I seek from You knowledge that is beneficent/beneficial, provision (Rizq) that is pure and deeds that are worthy of acceptance.’

Huzur said in his last Friday Sermon he had said that one meaning of Rizq is share and a share can be good and bad both. Citing verse 83 of Surah Al Waqi’ah ‘And do you make the denial thereof your means of livelihood?’ Huzur said this Surah mentions that fortunate and the unfortunate people from the ‘earlier ones’ and the ‘latter ones’. The aforementioned verse cites those who make a living out of rejection [of the truth], they are devoid of any fear of God and only have fear of the world and they end up in the embrace of Satan. Some of these people have fear of the world and others who deem themselves to be religious scholars do not wish to believe the truth because they fear that by doing so they will lose the power they have over the masses through their ‘religious’ platform. In short the politician and the mullah deprive themselves of the spiritual sustenance that Allah has sent in this age due to their impure earnings. Their task remains only to reject the truth. Today wherever in the world there is opposition to Ahmadiyyat the politician and the mullah are together. The completion of a hundred years of our Khilafat has flared sentiments of jealously and malice among them. The politicians are not interested in religion however, if they do not listen to the mullah, they fear losing votes and losing Rizq that is not pure. On the other hand the mullah only fears loss of his earnings that he makes in the name of Madrassas and such like. Their Rizq is dependent on denying the truth and that is the reason why they reject the truth and make their living. Their end is as the Qur’an states in 56:95. In Pakistan as well as in Indonesia opposition against us is because of the alliance of the politicians and the mullah. They make fools out of the masses by inciting them to rise for their religious ‘honor’.

To the Ahmadis Huzur said be steadfast and patient and be prayerful. We have accepted the Promised Messiah (on whom be peace) and this makes us close to Allah and He gives glad tidings to those who are close to Him. Huzur said one despot in Pakistan had once proclaimed that he would reduce us to holding a beggar bowl. What happened to him is known to all, while the Community was granted financial extensiveness both on individual as well as communal level. Another despot tried to immobilize us in every sense of the word and indeed the world saw his end as well. Meanwhile, with the grace of God, ways and means of our progress and advancement were open wide. Allah has manifested in every possible way to be our Provider and our Master just as He states in 51:59 ‘Surely, it is Allah Himself Who is the Great Sustainer, the Powerful, the Strong.’

Huzur said post 27th May ’08 there has a rise in persecution against the Ahmadis in Pakistan. Ahmadi medical students, some of them in their final years, were expelled from a college in Faisalabad. The persecutors assumed that with their Rizq threatened these students might reject the Promised Messiah (on whom be peace). In other cities Ahmadi houses are burnt. They assumed we would barter our faith. Little did they know we believe in the Powerful, Strong God.

To the Ahmadis in Indonesia Huzur said although they have not had a ban but a situation has been created which is tantamount to a ban. Ahmadis in Indonesia should focus on prayer. Allah’s grace has increased in Pakistan (despite the persecutions) and this will be replicated in Indonesia. Huzur said the time is not far when their cunning will rebound on them. Huzur asked all Ahmadis to pray for Ahmadis in Pakistan and Indonesia.

Huzur said next week he is going on a visit of USA and Canada. Keen preparations are being made there for the Khilafat Centenary and both countries will also hold their respective Jalsas. Huzur said people in the two countries have expressed their intense desire for Huzur to visit them. He said meeting in person does have many advantages. Huzur said this is his first visit to USA, may Allah manifest His help and succor during this visit and may the trip be blessed in every way and may all the objectives of the trip be fulfilled. Huzur said we are pledging new pledges for the new Century [of Khilafat] may Allah also infuse a new spirit in us. Huzur prayed that may Allah ease any difficulty of the journey.


Archives of Friday sermons/summaries can be found at http://www.alislam.org/archives/index.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...