Rabu, 27 Agustus 2008

Raja Abdullah Serukan Umat Beragama Jauhi Ekstremisme


Madrid,18/7 (Pinmas)--Raja Abdullah dari Arab Saudi menyerukan kepada umat beragama agar menjauhi ekstremisme dan mengadakan rekonsiliasi. Raja Abdullah juga menyerukan dialog konstruktif untuk membuka halaman baru rekonsiliasi setelah begitu banyaknya perselisihan.


Pertemuan di Madrid pada 16-18 Juli yang disponsori Arab Saudi dimaksudkan untuk mendekatkan umat Muslim, Kristen, dan Yahudi serta mengisolasi orang-orang yang memanfaatkan agama untuk membenarkan kekerasan dan intoleransi. Madrid dipilih karena kota ini menjadi rumah bagi berkembangnya ketiga agama besar itu dalam harmoni selama berabad-abad.


Raja Abdullah mengatakan, upaya sebelumnya untuk menggelar dialog antaragama gagal karena hanya terfokus pada perbedaan agama. "Jika ingin berhasil dalam pertemuan historis ini, kita harus menekankan persamaan yang kita miliki, yaitu kepercayaan dan iman kepada Tuhan,"ujarnya Kamis (17/7).


Selain umat ketiga agama, Raja Abdullah juga mengundang perwakilan umat Buddha, Hindu, dan Sikh. Peserta yang hadir antara lain mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan pendeta asal AS, Jesse Jackson.


Setelah upacara pembukaan, Rabu, dialog dilanjutkan dengan pertemuan tertutup. Sebuah komunike akhir akan dikeluarkan hari Jumat ini.


"Jika pertemuan ini bergerak maju dan ada pertemuan dengan perwakilan resmi Israel di Arab Saudi, ini akan menjadi permulaan bagus dalam sebuah proses historis. Jika tidak, ini hanya satu lagi kesempatan foto bersama," kata Rabi David Rosen dari Komite Yahudi Amerika.


Presiden Kongres Yahudi Sedunia Ronald Lauder menyebut pertemuan itu signifikan. Kardinal Jean-Louis Tauran dari Vatikan menggambarkan dialog antaragama itu sebagai langkah yang penuh semangat. "Ini adalah tugas pemimpin agama untuk bekerja bersama memperbaiki penghormatan nilai-nilai etis dan menghindari benturan peradaban," kata Lauder.


Isu yang dibicarakan dalam pertemuan mencakup etika, keluarga, dan lingkungan. (kcm/ts)

>>Berikut ini terjemahan sambutan dimaksud>>


Konferensi Dunia
Sambutan Raja Abdullah bin Abdulaziz dalam Konferensi Dunia tentang Dialog

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, yang telah mewahyukan dalam Kitab Suci-Nya: "Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa."

Damai dan rahmat atas Nabi Muhammad dan atas seluruh nabi dan rasul.

Yang Mulia, sahabatku, Juan Carlos, Raja Spanyol, Sahabat-sahabat yang terhormat:

Selamat datang, dan saya ucapkan terima kasih kepada Anda yang telah menjawab undangan kami dan hadir dalam dialog ini. Saya menghargai segala upaya yang anda lakukan dalam melayani kemanusiaan. Saya haturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada sahabat-sahabat saya, Yang Mulia Raja Juan Carlos dan Kerajaan Spanyol, serta rakyatnya yang penuh keramahan menyambut berkumpulnya kita dalam konferensi ini di tanah air mereka, sebuah wilayah yang memiliki warisan bersejarah dan peradaban di antara umat-umat beragama, dan yang telah menjadi saksi koeksistensi antara rakyat dari berbagai suku bangsa, agama, dan kebudayaan, dan yang memberi sumbangan, bersama peradaban-peradaban lain, bagi kemajuan umat manusia.

Sahabat-sahabatku yang terhormat: saya datang kepada Anda dari tempat yang dekat dengan hati semua Muslim, tanah tempat Dua Masjid Suci, membawa sebuah pesan dari dunia Islam, yang mewakili para sarjana dan pemikirnya yang belum lama ini bertemu dalam lingkup baitullah.

Pesan ini menyatakan bahwa Islam merupakan sebuah agama yang tidak berlebih-lebihan dan bertenggang rasa; sebuah pesan yang menyerukan bagi dialog konstruktif di antara umat beragama; sebuah pesan yang berjanji membuka sebuah halaman baru bagi umat manusia yang di dalamnya – Insya Allah – musyawarah akan menggantikan konflik.

Sahabat-sahabatku yang terhormat: Kita semua percaya pada Tuhan yang Maha Esa, yang mengirimkan para utusan-Nya demi kebaikan umat manusia di dunia ini dan akhirat nanti. Sudah kehendak-Nya, Maha Besar Allah, bahwa manusia harus berbeda dalam keyakinan. Jika Allah Yang Maha Kuasa berkehendak, semua manusia akan memiliki agama yang sama. Kita bertemu hari ini untuk menegaskan bahwa agama-agama yang dikehendaki Allah Yang Maha Kuasa demi kebahagiaan umat seharusnya menjadi sarana untuk memastikan terwujudnya kebahagiaan itu.

Karena itu wajib hukumnya bagi kita untuk menyatakan kepada dunia bahwa perbedaan tidak harus menyebabkan konflik dan konfrontasi, dan untuk menyatakan bahwa tragedi-tragedi yang telah terjadi dalam sejarah manusia tidak ada hubungannya dengan agama, tetapi merupakan akibat dari ekstremisme yang sebagian umat dari setiap agama ilahiah, dan dari setiap ideologi politik, telah pernah mengalaminya.

Umat manusia dewasa ini sedang menderita akibat hilangnya nilai-nilai dan kerancuan konseptual, dan sedang melalui sebuah tahapan kritis di mana, terlepas dari segala kemajuan ilmu pengetahuan yang ada, kita sedang menyaksikan berkembang biaknya kejahatan, meningkatnya terorisme, terpecahnya keluarga, pemberontakan pikiran-pikiran kaum muda akibat penyalahgunaan obat-obatan, pemerasan yang lemah oleh yang kuat, dan kecenderungan-kecenderungan rasis penuh kebencian. Ini semua merupakan akibat dari kekosongan spiritual yang diderita orang karena mereka melupakan Tuhan, dan Tuhan menyebabkan mereka melupakan diri mereka sendiri. Tidak ada penyelesaian bagi kita selain menyepakati sebuah kesatuan pendekatan, melalui dialog di antara agama dan peradaban.

Sahabat-sahabatku yang terhormat: Kebanyakan dialog di masa lalu gagal karena mereka telah terpuruk menjadi tempat saling menuding yang memusatkan perhatiannya pada perbedaan-perbedaan yang ada dan melebih-lebihkannya; dengan upaya-upaya mandul yang justru semakin memperburuk dan bukannya meredakan ketegangan, atau karena mereka mencoba untuk mencampurkan agama dan keyakinan dengan alasan untuk mempererat persatuan mereka.

Ini adalah sebuah upaya yang sama-sama tidak akan membuahkan hasil karena umat tiap-tiap agama memiliki iman yang teguh terhadap keyakinan mereka masing-masing, dan tidak akan menerima pilihan lain yang ditawarkan. Jika kita ingin pertemuan bersejarah ini berhasil,
kita harus memusatkan perhatian pada persamaan-persamaan yang menyatukan kita, yaitu iman yang kuat kepada Tuhan, prinsip-prinsip yang mulia, dan nilai-nilai moral yang tinggi, yang merupakan intisari agama.

Sahabat-sahabatku yang terhormat: Manusia dapat menjadi penyebab kehancuran planet ini dan semua yang ada di dalamnya. Tapi manusia juga mampu mengubahnya menjadi sebuah oasis perdamaian dan ketenangan tempat para umat berbagai agama, keyakinan, dan filosofi dapat hidup berdampingan, dan orang dapat bekerja sama satu dengan yang lain dalam sikap saling menghormati, dan mengatasi berbagai permasalahan melalui dialog, bukan kekerasan.
Manusia juga mampu – dengan rahmat Allah – memusnahkan kebencian dengan cinta, dan kemunafikan dengan toleransi, yang dengan demikian memungkinkan semua umat manusia menikmati martabat yang telah dianugerahkan Yang Maha Kuasa kepada mereka semua.

Sahabat-sahabatku yang terhormat: Marilah kita jadikan dialog kita sebagai sebuah kemenangan keyakinan atas ketidakyakinan, kebajikan atas kejahatan, keadilan atas ketidakadilan, perdamaian atas konflik dan perang, dan persaudaraan manusia atas rasisme.
Karena itu, bersama Tuhan kita memulai, dan kepada-Nya kita memohon pertolongan. Saya mengulurkan sambutan dan menghaturkan penghargaan tulus saya kepada Anda semua.
Terima kasih dan damai bagi kita.

* Raja Abdullah bin Abdulaziz adalah Raja Kerajaan Arab Saudi.
Konferensi Dunia tentang Dialog berlangsung di Madrid pada 16-18 Juli 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...