Senin, 08 September 2008

INI ADALAH KISAH NYATA DAN BUKAN DONGENG

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [2:214]


Ini adalah kisah nyata bukan dongengan. Terjadi di kampung halamanku, kampung Pajagan desa Parakansalak, Sukabumi. Saya coba kompilasikan kisah ini untuk di-share di blog ini agar mudah-mudahan dapat menjadi bahan renungan bagi siapapun yang mau membaca.

Kejadiannya masih belum lama ini, masih terkait masalah Ahmadiyah yang sekarang menjadi isyu panas di negeri ini. Saya sendiri berasal dari keluarga besar ahmadiyah. Bapak-ibu saya, kakek-nenek bahkan buyut saya adalah anggota jamaah Ahmadiyah. Selama ini kami hidup rukun bertetangga tanpa ada masalah apapun. Masalah terkait akidah tidak pernah merusak hubungan kami dengan siapapun. Tidak pernah ada yang menghina, mengejek, mengancam, ataupun menekan kami agar berobah keyakinan hanya karena keyakinan kami agak “berbeda”. Kami selalu menyelesaikan masalah perbedaan melalui cara-cara santun dengan semangat persaudaraan.

Akan tetapi semua itu mulai berubah seiring waktu berjalan. Seingat saya pada sekitar tahun 80-an mulailah didatangkan penceramah-penceramah dari luar daerah dalam rangka mengisi berbagai acara perayaan hari-hari besar islam. Mereka mulai menanamkan kebencian terhadap ahmadiyah dengan menebarkan fitnah-fitnah keji. Saya dapat katakan sebagai fitnah keji karena saya sendiri sebagai orang ahmadiyah dari lahir tidak merasa sedikitpun terkait dengan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan itu. Diantara para penceramah itu yang masih saya ingat adalah Amin Jamaluddin, yang kemudian saya kenal sebagai ketua LPPI.

Kejadian pembakaran mesjid beberapa waktu lalu itu sungguh suatu tragedi. Kami tidak pernah memusuhi siapa pun dan selalu berusaha menjalin kerjasama dengan siapa pun. Namun warga yang sudah terhasut dan terkomando dapat melakukan apapun yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, termasuk membakar rumah Tuhan.

Setelah
keluarnya SKB 3 menteri, keadaan bukannya bertambah baik. Masyarakat yang tadinya bersikap baik pun mulai antipati dengan kami. Mereka mulai menganggap bahwa kamilah sumber masalah itu. Karena kamilah mereka menjadi resah. Karena ahmadiyahlah kampung mereka menjadi rusuh dan tidak kondusif. Aparat yang seharusnya bersikap adil malah ikut memperkeruh suasana dengan memberikan dukungan kepada pihak yang antipati. Suasana mencekam pun tidak terhindarkan.

Di kampung ku yang letaknya agak jauh dari mesjid yang dibakar, tekanan dari warga yang antipati tidak kurang besarnya. Setiap pengajian, ustazd di mesjid dekat rumah yang juga masih family, selalu menyempatkan pembahasan mengenai kami. Mesjid itu kebetulan memang sangat dengan rumah kami, sehingga semuanya terdengar sangat jelas. Ditambah lagi corong loud speaker yang kini diarahkan langsung ke rumah kami. Awalnya berupa anjuran dan ajakan halus, lalu meningkat menjadi keras dan bahkan berupa ancaman dan terror. Kecaman dan hinaan dalam pengajian bukan lagi hal yang luar biasa. Kami biasa dikatakan lebih hina dari babi dan anjing bahkan darah kami halal untuk ditumpahkan katanya, nau'dzubillahi min dzalik…

Belakangan ia menyerukan kepada warga di sekitar rumah kami untuk melakukan boikot sosial terhadap keluarga kami. Kebetulan kakak saya membuka warung sederhana yang mulai berkembang. Para tetangga yang dekat dan jauh senang berbelanja kepada kami. Namun karena ada ancaman kepada mereka untuk tidak datang ke warung kami, akhirnya mereka pun enggan. Akibatnya jelas, warung itu pun menjadi sepi dan kosong dari barang untuk dijajakan.

Dengan kondisi seperti itu tentu saja kami merasa sedih. Bukan hanya masalah materi yang kami pikirkan. Tetapi boikot itu benar-benar telah membuat kami terkucilkan dan terasing. Anak-anak kecil yang masih belum tau apa-apa diajari oleh bapaknya untuk ‘berjihad’ dengan melempari genting rumah kami bila malam hari. Sering kali ibu saya terbangun dari tidur dengan syok hebat karena mendengar suara keras yang tiba-tiba memecah keheningan. Esoknya memang benar ternyata batu yang lumayan besar telah menjebol genting rumah kami. Hal itu masih kerap kali terjadi hingga saat ini terutama bila ada acara-acara pengajian di mesjid dekat rumah. Semenjak itu ibu saya jadi trauma secara psikologis. Tidurnya tidak lagi lelap seperti dulu karena kegelisahan yang hingga setiap malam tiba, sehingga kesehatannya pun menjadi terganggu. Kami benar-benar terpuruk. Tidak ada jalan selain kami harus segera pergi meninggalkan kampung halaman ini.

Suatu malam seperti biasanya ustadz kembali dengan topik favorite-nya tentang Ahmadiyah. Ia menekankan kembali masalah boikot kepada para hadirin dan mengingatkan kembali betapa hina-nya orang ahmadiyah itu. Tiba-tiba ia melontarkan pernyataan kurang lebih sebagai berikut:

“Bapak-bapak, Ibu-ibu, gak apa-apa kita boikot saja mereka. Toh dulu juga Rosulullah saw. juga diboikot.”

Kami benar-benar tersentak kaget mendengar itu. Entah apa yang dipikirkan oleh ustadz tersebut, yang jelas bagi kami ini benar-benar menjadi kata-kata penghibur yang luar biasa. Seperti air hujan yang turun dari langit menyegarkan kembali kehidupan. Kami tau betul bahwa dulu pun Yang Mulia Rasulullah saw. pernah diboikot oleh para penentang. Dan kami pun sadar bahwa itu adalah harga dari sebuah perjuangan. Namun bahwa hal itu dikatakan oleh ustadz di hadapan para mustami menjadikannya sebagai hiburan yang luar biasa bagi kami. Bahwa para mustami juga mendengar hal itu dan mungkin menjadi faham akan posisi kami, juga merupakan pengobat segala penderitaan kami selama ini.

Boikot tersebut hingga kini masih terus berlangsung. Dan kami pun tidak menutup kemungkinan terburuk bahwa kami sampai harus terusir dari kampung halaman. Akan tetapi, kini kebahagiaan yang luar biasa terpancar kembali di wajah ibu. Semangat hidupnya nampak pulih kembali. Sungguh luar biasa cara Allah Ta’ala memberikan pertolongan kepada para hambanya. Di saat semua cobaan begitu beratnya menimpa, Dia berikan pertolongan dari jalan yang tidak disangka sama sekali. Subhaanallah!
Kisah ini ditulis berdasarkan penuturan Ibunda tercinta yang menceritakannya dengan wajah yang berseri-seri dan memancarkan kebahagiaan yang luar biasa. Sekarang beliau dapat menghadapi tantangan itu dengan lebih tegar. Saya pribadi semakin yakin dengan janji ALLAH swt seperti dalam ayat di atas (2:214), bagaimana dengan anda?

Wallahu a'lam bishshawwab

15 komentar:

  1. Assalamualaikum wr wb,

    Boleh saya bertanya kepada anda mengenai kisah nyata ini ? kalau dilihat dari kisah ini mengisahkan kisah ahmadiyah bukan islam.

    pertanyaan saya,

    - Apa yang anda yakini bahwa ahmadiyah itu islam ?
    - Jelaskan sejarah awal ahmadiyah dan menjadikannya bahwa ahmadiyah itu islam ?
    - Kisah apa yang sudah anda alami baik melalui alam mimpi maupun nyata yang meyakini bahwa anda memeluk ahmadiyah itu ada islam dan paling baik ?
    -Mukjizat apa yang sudah anda alami selama mengikuti ahmadiyah ?

    Mohon dijawab singkat saja,
    terima kasih.

    Wassalamualaikum wr wb

    BalasHapus
  2. @Anonymous: Wa'alaykum salaam wrwb.,

    Saya akan upayakan menjawab sesingkat mungkin.

    Pertama, mengenai ulasan anda bahwa ahmadiyah bukan islam, mohon anda ulangi kembali membacanya agar lebih jelas, saya khawatir anda tidak membaca dengan penuh seksama sehingga menjadi salah faham dengan kisah saya. Saya juga telah memposting tentang keyakinan Ahmadiyah disini: http://abunaweed.blogspot.com/2008/06/keyakinan-ahmadiyah-tidak-pernah.html mohon dilihat juga.

    Kedua, berkenaan sejarah saya tidak dapat menjelaskan secara singkat seperti anda minta, oleh karena itu silahkan anda buka sendiri di situs resmi ahmadiyah (alislam.org) maupun di wikipedia. Mohon lepaskan dahulu segala stigma yang telah melekat agar hati dan pikiran menjadi jernih.

    Ketiga, kami meyakini bahwa mukjizat itu adalah untuk para nabi. Kami insan yang lemah ini bahkan mengklaim mendapat karomah-pun rasanya sangat tidak pantas. Namun janji pertolongan Allah adalah untuk semua hambanya. Inilah yang kami ceritakan dalam kisah diatas.

    Terakhir, saya sangat menghargai kesediaan anda menulis komentar disini. Semoga niat baik anda mendapat balasan yang baik dari Allah Ta'ala.. Aamiin.

    BalasHapus
  3. sahabat...
    yang ku tahu tentang kematian Mirza Ghulam Ahmad adalah karena penyakit kolera...dan itu sesuai dengan doanya.

    apa pendapat anda ?

    BalasHapus
  4. @yosa
    Saya tidak pernah mendengar/membaca bahwa MGA pernah berdoa agar meninggal karena kolera.. Kalau boleh saya tahu dari mana anda mendapat informasi itu?

    Bahwa beliau mengidap penyakit diare kronis adalah diakui oleh para penulis sejarah ahmadiyah. Bersamaan dengan itu beliau juga menderita penyakit migrain sepanjang hidupnya.

    Dan itu juga rupanya yang menjadi bahan fitnahan dari para penentang beliau mengenai kewafatan beliau.

    Yang jelas, fakta membuktikan bahwa beliau meninggal dengan penuh keagungan dan kehormatan bukan saja di kalangan pengikut beliau bahkan di kalangan para rival. (Mohon baca lebih lanjut lagi di sumber terkait).

    BalasHapus
  5. Jelas dan "cetha wela2" kalo ahmadiyah itu bukan islam.
    Kalo anda mengaku ahmadiyah, kenapa masih mencantumkan ayat al-qur'an disitu?
    bukankah kitab anda tadzkirah?
    Baca ini dengan lengkap dan seksama
    http://bima.ipb.ac.id/~anita/ahmadiyah.htm

    sesat dan menyesatkan, dan pantas jika masyarakat marah dan resah

    jika anda mencantumkan link ini pada reply anda sebelumnya
    http://abunaweed.blogspot.com/2008/06/keyakinan-ahmadiyah-tidak-pernah.html

    itu hanya sebagian, namun yang utama...
    jauh..jauh dari kebenaran.

    BalasHapus
  6. @Anonymous diatas :
    Pertama-tama anda mengatakan jelas dan "cetha wela2" kalau ahmadiyah bukan islam. Pertanyaan anda, "kalau mengaku ahmadiyah, kenapa masih mencantumkan ayat alqur'an disitu? Bukankah kitab anda tazkirah?"

    Pertanyaan anda aneh karena telah terjawab dengan sendirinya. Kami berpegang kepada Al-Quran karena memang kitab suci kami adalah Al-Quran. Bukankah itu sangat terang benderang?

    Kitab yang berisi kumpulan wahyu Allah tidaklah lantas harus dianggap sebagai kita suci seperti AlQuran. Apakah anda tidak mengenal kitab kumpulan hadis Qudsi? Bukankah isinya merupakan wahyu Allah kepada Rosulullah saw yang dinarasikan oleh beliau sendiri??

    Adapun berkenaan hal-hal lain seperti yang tercantum dalam link yang anda berikan dapat saya katakan dengan tegas bahwa itu semuanya adalah dusta dan kekurangan dalam mengkaji. Sebagian besar adalah fitnah dan dusta, sedangkan sebagian lagi adalah pemutar balikan fakta.

    Apakah anda tidak pernah mendengar sabda Nabi Muhammad saw.:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من صلى صلاتنا واستقبل قبلتنا وأكل ذبيحتنا، فذلك المسلم الذي له ذمة الله وذمة رسوله، فلا تخفروا الله في ذمته. رواه البخاري،
    “Siapa saja yang shalat sebagaimana shalat kami—menghadap kepada Kiblat kami dan memakan sesembelihan kurban kami, maka itu petunjuk bagimu sebagai seorang muslim. Ia menjadi tanggungan Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, janganlah kamu merusak tentang tanggungan Allah itu.” (HR Bukhari dan An-Nasaai—dari Sahabat Anas radhiyallaahu ‘anhu; dan Kanzul-Umal, Juz I/398)

    Kami melakukan shalat lima waktu beserta nawafil sebagai mana yang dicontohkan oleh nabi saw. Menghadap kiblat seperti halnya yang beliau perintahkan. Kami juga memotong hewan kurban. Monggo dicek sendiri dengan tanpa mengumbar prasangka.

    Lalu apa dasar anda menyatakan ahmadiyah bukan islam??

    BalasHapus
  7. ASALLAMUALLAIKKUM ""

    saya mau bertanya ??
    apakah pernah dengar
    islam itu akan terpecah belah menjadi 73 golongan bahkan lebih,.,.
    yang saya tau Alloh akan menerima agama di di dunia ini hanya 1
    adalah islam
    cukup dengan islam saja
    apakah tercantum di dalam hadist atau al-quran tentang islam titik,.,..,titik yang akan di terima oleh Alloh
    maha suci Allah yang maha mengetahui ...
    lalu kenapa ??? berperang atau berjihad dengan sesama islam,saling menyalahkan saling apalah entah,. , ternyata bukan orang2 kafir sajalah sebai musuh
    .. kembalikanlah semua kepada assunnah dan AL_QURAN

    nabi ibbrahimm alaiisalamm bertanya kepada penyembah berhala
    kenapa kamu menyembahnya padal tidak memberi sedikitpun manfaat kepadamu kenapa tidak menyembah Alloh saja dengan ISLAM ??
    mereka menjawab Dengan singkat kami mendapati ini semua dari nenek moyang kami ,.,

    yang perlu kita inggat ISLAM bukanlah TURUNAN


    YA ALLOH maafkan HAMBAMU jika ini semua adalah salah dan jadikan aku sebagai pencari petunjukmu yang HAQ




    WASAALAMM """

    BalasHapus
  8. @ Sansan : saya setuju kalau agama yang diterima disisi Allah hanya Islam (Al-Imron : 19), tetapi kita wajib menegakkan yang Haq, apabila ada yang ingin merusak aqidah, kita wajib memberantasnya/ memeranginya. PERLU ANDA KETAHUI "Bahwa musuh Islam bukan saja dari golongan kafir, tetapi juga dari orang-orang yang mengaku Islam padahal ingin merusak Aqidah Islam. Buka mata hati anda, lihar sekeliling anda, Islam sedang diperangi melalui : Film, Fashion, Finance dll... Siapa orang orang yang menentang Porno Aksi, Siapa yang menentang Poligami (Poligami menurut syariat Islam), dll.. ternyata meraka orang-orang Islam sendiri yang dangkal pemahaman tapi sok Tahu... (Islam KTP)

    Saat ini Islam menjadi Minoritas, tanpa generasi pula,

    Di Aceh sekitar tahun 1970, pernah ada seorang ulama besar yang sangat disegani, karena ilmu agama Islam-nya yang cukup tinggi, tetapi ternyata belakangan diketahui bahwa ulama tersebut adalah kafir asal Belanda yang sengaja dibekali ilmu agama Islam guna mengetahui kelemahan dari umat Islam, agar bisa membelokkan aqidah yang hakiki dan akhirnya menghancurkan Islam dari bumi Indonesia..........

    @ Rekan Ahmadiyah :
    Apa cara pandang anda terhadap Mirza Gulam Ahmad, seperti apa anda menganggap dia, Nabikah ?, Rosulkah, (baca surat Al-Imron:144)

    BalasHapus
  9. ass.wr.wb. Saya ingin bertanya. Menurut keyakinan anda, apakah benar Mirza Gulam adalah nabi setelah Nabi Muhammad SAW?

    BalasHapus
  10. assalamu'alaikum wr. wb.
    nimbrung dkit neh.. :-)

    nabi trakhir sudah jelas, NABI MUHAMMAD S.A.W.

    membunuh, menghujat, memfitnah, mengadu domba, mendendam, menebar kebencian dan fitnah , dl sbgainya, jelas2 d larang dalam Islam.

    coba kaji ini :
    dari 100 ulama yg berkhotbah, brapa ulama yg menebarkan pesona Islam ?
    dan brapa yg berkhotbah tnpa sadar menebar kbencian ?

    kita menganggap diri kita Islam. apakah hati, cara berpikir, ucapan dan perbuatan kita sudah Islam shingga brani berkata 'membunuh orang yg kita benci itu halal ?
    naudzubillah..
    bila Nabi saja melarang membunuh kaum kafir yg tak brdaya, knapa kita brani membunuh smbarangan ?
    apakah kita sudah merasa lebih hebat dari Nabi Muhammad S.A.W. ?
    naudzubillah..

    skedar masukan, " perangi hati kita sbelum kita mlangkah memerangi musuh kita "

    islam itu ibarat senyuman dimana rasa damai menebar dari senyuman itu.
    Islam adalah kedamaian. dan pemeluknya adalah para pecinta damai. bukan para freman yg haus akan kuasa dan ingin d tkuti.
    ibarat warna, Islam itu putih bersih, bung , bukan warna merah darah dan berbau amis.

    bila kawanku saja yg hobi nya mbok, stuju dg pndapatku tntang Islam, bgaimanakah dg kalian wahai para makhluk yg tersenyum bila di bilang hebat dan cmberut bila d bilang sombong dan so suci ?
    mudah2an kalian tdak sperti itu.
    amin.

    kalo ada yg mrasa trsinggung, maaf ya, mngkin anda bkan muslimin/muslimat yg pemaaf..
    hehe..

    do'akan jg aku biar menjadi seorang muslim yg d ridloi Allah SWT dan d sayangi Rasulullah S.A.W.
    amin ya Robbal Alamin..

    wassalamu'alaikum wr.wb.

    BalasHapus
  11. @Cecep Husni & Herman:
    Afwan ya akhi, saya bukannya tidak berniat menanggapi komentar anda namun mengingat situsi saat ini yang sangat tidak menguntungkan bagi ahmadi (dengan adanya SKB serta Pergub dll terkait Ahmadiyah), maka tentu anda faham dengan kondisi kami saat ini.
    Pada dasarnya sebagaimana dijelaskan berkali-kali oleh imam Jemaah Ahmadiyah status atau kedudukan Mirza Ghulam Ahmad itu bukanlah sebagai nabi sebagaimana [kenabian]yang anda fahami. Karena kenabian semacam itu jelas sudah berakhir dengan datangnya Nabi Karim, Muhammad saw.
    Agar lebih jelas, ada baiknya anda jelaskan kepada kami definisi nabi kepada kami agar nanti dapat kami jelaskan perbedaannya dengan definisi kami.

    BalasHapus
  12. @cellmbsdx80:
    Thanks for the comment. Semoga anda tetap menjaga kesadaran seperti itu dalam diri anda.

    BalasHapus
  13. Penulis sadar gak,bahwa ahmadiah seperti duri dalam daging,seperti benalu yang menempel di pohon,seperti menggunting dalam lipatan,semua itu menggambarkan bahwa ahmadiah lebih berbahaya dari kafir,kalau kafir identitasnya jelas,mau damai atau perang bisa ketahuan,kalau ahmadiah,itu ibarat racun di tubuh islam,maka ayat jihad berperang dalam alquran bisa dan boleh diberlakukan terhadap ahmadiah.....

    BalasHapus
  14. ahmadiah identitasnya samar,bagi orang awam tidak akan tahu kalau ahmadiah itu sesat,tapi bagi orang alim,ahmadiah merupakan musuh dalam selimut yang sangat berbahaya,sama berbahayanya seperti jil,kedua kelompok ini lebih berbahaya dari kafir,dan akan meracuni islam dari dalam....

    BalasHapus

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...