Jumat, 05 Februari 2010

Seorang Ahli Riset Menyatakan Teks yang Tercetak Di Dalam Kain Kafan Turin Membuktikan Keasliannya

ROMA – Seorang ahli riset di Vatican menyatakan, suatu untaian kata-kata yang nyaris kasat mata pada Kain Kafan Turin membuktikan keaslian benda pusaka tersebut adalah Kain Kafan asli yang dipakai oleh Jesus Kristus.
Pernyataan yang dibuat di dalam sebuah buku karangan - yang juga ahli sejarah yang bernama - Barbara Frale ini segera mengundang sikap skeptis dari beberapa saintis lain yang tetap berpendapat bahwa kain kafan tersebut buatan tangan manusia di Abad Pertengahan,
Namun, Frale, periset di Kantor Arsip Vatican menegaskan pada Jumat ini, bahwa ia menggunakan bantuan perangkat computer untuk memperbesar tampilan citra yang sebelumnya tampak samar-samar itu, memperlihatkan untaian tulisan tangan dalam Bahasa Yunani, Bahasa Latin dan Bahasa Aramaik, yang melintang di sepanjang Kain Kafan tersebut.
Setelah wanita ahli riset ini memilah-milahnya, untaian kata-kata tersebut menuliskan "Jesus Orang Nazareth" dalam Bahasa Yunani, yang membuktikan bahwa tulisn kata-kata tersebut sama sekali bukan berasal dari Abad Pertengahan; karena tak akan ada orang Kristen pada waktu itu – bahkan seorang pemalsu pun - yang akan mencantumkan nama “Jesus Orang Nazareth”, tanpa menyebutkan predikat kerasulannya.
Kain Kafan tersebut juga menampilkan citra tubuh seorang manusia yang telah mengalami penyaliban, lengkap dengan bercak tetesan darah dari telapak tangan dan kakinya yang terluka karena dipaku. Orang-orang yang beriman mengatakan citra wajah dan tubuh Jesus Kristus tercetak pada serat-serat linen kain kafan tersebut ketika beliau bangkit kembali.
Benda pusaka yang mudah rapuh dan dikuasai oleh pihak Vatican tersebut disimpan di suatu ruangan terkunci dan diamankan secara khusus di dalam salah satu Kathedral di Turin; dan hanya sekali-sekali dipertontonkan kepada publik.

Mereka yang skeptis berpendapat, merujuk kepada tes penanggalan dengan 'radiocarbon' yang dilakukan pada tahun 1988, Kain Kafan tersebut buatan manusia di Abad-13 atau 14-Masehi.
Namun, berdasarkan untaian kata-kata samar yang tercetak di sekitar citra wajah Jesus yang menampak pada Kain Kafan tersebut yang sudah terlihat sejak beberapa puluh tahun yang lalu itu, para ahli riset yang lebih serius menolak pendapat mereka yang skeptis, berdasarkan berbagai hasil pengujian ini, ujar Frale kepada The Associated Press.
Yakni, ketika wanita ahli riset ini memilah citra untaian kata-kata tersebut dari gambar foto Kain Kafan itu, kemudian memperlihatkannya kepada para ahli lain, mereka menyimpulkan, menilik gaya tulisannya, hal itu merujuk kepada tipologi tulisan Timur Tengah pada Abad Pertama Masehi – yakni masa awal kehidupan Jesus.
Wanita periset ini meyakini, teks tersebut semula dituliskan pada sebuah dokumen oleh seorang juru tulis kemudian direkatkannya pada Kain Kafan di bagian wajahnya, supaya nantinya raga si pemilik kain kafan tersebut dapat dikenali oleh sanak saudaranya untuk kemudian dikubur secara patut. Bahan metal di dalam campuran tinta yang biasa dipakai di zaman itu memungkinkan tulisan yang ada pada dokumen tersebut akhirnya menempel pada kain linen kafan itu, jelas Frale.
Frale menyatakan, teks pada kain kafan tersebut juga mendukung sebagian cerita Injil mengenai saat-saat akhir Jesus Kristus. Sedangkan bagian tulisan di dalam Bahasa Yunani tersebut terbaca: "diangkat pada jam ke-sembilan; yang sangat boleh jadi merujuk kepada saat-saat 'kematian' Kristus sebagaimana yang dilaporkan oleh beberapa teks suci, tambahnya.
Dengan metoda penguat citra yang dilakukan Frale, sedikitnya ada 7 (tujuh) untaian kata-kata yang dapat dilihat. Berpencaran melintang, membujur, tersebar di sana-sini menapak di sekitar citra wajah Jesus yang menempel di Kain Kafan tersebut. Satu untaian kata dalam Bahasa Aramaic belum diterjemahkan. Namun yang dalam Bahasa Latin, tulisan — "iber" — sangat boleh jadi merujuk kepada Kaisar Tiberius, yang tengah memerintah ketika Nabi Isa a.s. disalibkan, jelas Frale.
"Saya mencoba bersikap objektif dengan mengenyampingkan pendapat agama”, ujar Frale kepada AP. "Yang saya teliti adalah sebuah dokumen pusaka yang menguatkan bukti telah terjadinya peristiwa penyaliban atas diri seorang anak manusia pada suatu lokasi dan waktu tertentu."..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...