Jumat, 04 Maret 2011

Ahmadiyah, salafy dan Adnan Buyung


Oleh:
Nur Hidayat
Dosen Univ. Brawijaya - Malang, Jatim.

Ada sesuatu yang menarik di masyarakat kita terutama pemeluk agama Islam. Islam di Indonesia sangat beragam dalam pemahamannya. Ketika Ahmadiyah diketahui mengakui adanya nabi setelah Muhammad SAW, mereka meminta dibubarkan bahkan masjid yang tidak bersalahpun ikut dihancurkan, penduduk diusir jika perlu dibunuh (menurut salah satu Ustadz) dan Adnan Buyung nasution yang berbicara dari sisi hukum terhadap perusakan dan intimidasi bagi masyarakat Ahmadiyah juga dicap yang bukan-bukan bahkan di demo habis-habisan dengan mengatas namakan Islam. Saya sendiri meyakini ajaran Ahmadiyah ada yang salah. hanya kita juga perlu bercermin sudahkan kita yakin bahwa Islam yang kita yakini benar? jangan-jangan kita menganggap benar karena mengatakan Nabi Muhammad adlh Nabi terakhir. Kalau itu mudah sekali Islam.


Islam dilandasi oleh Syahadat. yang mengakui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya tuhan kita. Benarkah itu sudah ada di hati kita. kalau kita menyembelih kerbau dan menanam kepalanya, atau membuat sesaji di pinggir jalan pada malam jum’at, bertanya pada dukun dan sebagainya apakah kita sudah benar-benr bersyahadat meski kita rajin sholat?

Atau apakah kita benar menyebut Muhammad sebagai Rasul Allah, jika yang ada kita bukan mengikuti ajarannya tapi mendewakan beliau bahkan hampir sama dengan Allah. mau bukti? banyak orang memuja Rasulullah sampai dalam salah satu sylawatnya menyatakan Dialah yang mampu menyembuhkan dan berbagai kemampuan yang lain yang mana kemampuan itu adlaah milik Allah. Silahkan baca terjemahan shalawat yang harus dibaca 4444 kali agar permintaan kita dikabulkan. apakah ini bukan menuhankan Muhammad?

Ketika ada perbedaan, maka selalu menganggap dirinya yang paling benar. Gus Dur bilang perbedaan adalah rahmat tapi apakah akar rumput ikut? lihatlah di Lombok. Kelompo yang disebut Salafy dihancurkan rumahnya dan dikejar-kejar orangnya karena tidak mau tahlilan yanng biasan diakukan masyarakat. masyarakat disana menganggap Salafy adlah aliran sesat karena tidak mau tahlil. Padahal Muahmmadiyah juga tidak tahlilan tapi tidak dianggap sesat. lalu apa definisi sesat? Betapa mudahnya kita menyatakan sesat pada seseorang.

Apakah tidak sebaiknya kita saling menghargai? jika saudara kita meyakini itu adalah suatu kebenaran, persilahkanlah dia meykininya. Jika ada perbedaan mari kita diskusi (bukan bantah-bantahan) dengan menggunakan Al Qur’an dan Hadits, jika ada penfsiaran itulah perbedaan karena penafsiran bukan asal beda.
semoga hati kita makin jernih, agar Islam memang menjadi rahmatan lil alamin.
 
 
Baca di laman aseli >> 

1 komentar:

  1. I'm really enjoying the design and layout of your website. It's a very easy on the eyes which makes it much more pleasant
    for me to come here and visit more often.
    Qassim & QU


    BalasHapus

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...