Jumat, 19 Januari 2007

Ktbh 19 Januari 07

Sifat Al-Rahman Allah Taala

(Ikhtisar Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V, Atba

19 January, 2007 di Masjid Baitul Futuh, London, UK)

 

Huzur Atba menerangkan Sifat Al-Rahman (Maha Pemurah) Allah Swt pada Khutbah Jumah beliau kali ini. Mengingatkan kembali topik masalah ini yang telah beliau khutbahkan pada beberapa kali Jumah lalu, Huzur merujuk kepada ayat 12 Surah Yasin (36:12): "Innama tunjiru manittaba'adzikra wa hasiyarrahmaa bilghaib, fabassirhu bimaghfiratiwwa-ajrin kariim"; yang artinya:"…………………………………………………………………………………………….

yakni sifat Rahman yang mencakup Rahmaniyyat, senantiasa terwujud melalui berkat dan karunia Ilahi. Keuniversalan dan keberkatanNya melingkupi semua makhluk.

Hadhrat Masih Mau'ud a.s. menjelaskan bahwa dikarenakan sifat Rahman-Nya inilah Allah memenuhi segala kebutuhan makhluk sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Bahkan menyediakan segala kebutuhan untuk keberlangsungan kehidupan mereka.

Langit dan bumi telah diciptakan ribuan tahun lalu sebelum makhluk hidup diciptakan. Kemudian manusia menerima karunia sifat Rahmaniyyat-Nya yang terbesar, berupa segala sesuatu ditundukkan-Nya bagi kebutuhan mereka.

Maka dikarenakan karunia-Nya inilah – sebagai tanda rasa syukur – manusia hendaknya peduli dan dekat dengan Tuhan. Namun sangat disayangkan, pada kenyataannya sebagian besar manusia tidak menyadari akan hal ini. Mereka sudah demikian banyak menerima karunia Ilahi, namun tidak bersyukur.  

Dikarenakan sifat Rahmaniyyat-Nya inilah Dia pun mengirimkan para Utusan-Nya, untuk menuntun umat manusia ke arah kebaikan dan mengingatkan mereka agar menjauhi keburukan. Tetapi kebanyakan manusia tidak berkehendak untuk memperbaiki dirinya. Sebaliknya, justru para Utusan-Nya inilah yang menderita karena ulah kaumnya itu. Dan tak ada Utusan-Nya yang demikian menderitanya selain Rasulullah Muhammad Saw. demi kebaikan seluruh umat manusia, sebagaimana tercantum di dalam Al-Quran Surah 18, ayat 7 dan Surah 26, ayat 4.

Huzur bersabda,  adalah sangat penting bagi kemajuan rohani untuk senantiasa lekat dengan Tuhan Yang Maha Pemurah; inilah sebabnya mengapa ayat Alquran 36:12 ini diturunkan kepada Rasulullah Saw, "Engkau hanya akan berhasil memberi ingat kepada mereka yang berkehendak untuk mengikuti Sang Pemberi Ingat, dan hati mereka diliputi rasa takut kepada Tuhan. Maka, berilah khabar suka kepada meeka tentang pengampunan dan ganjaran pahala yang besar."

 

Bertabligh dan Bertablighlah Untuk Menyelamatkan Dunia

Allah Ar-Rahman senantiasa memberi semua jenis karunia-Nya bagi manusia ciptaan-Nya. Dia telah mengirimkan kesempurnaan ajaran-Nya (Islam) namun sekaligus dikatakan tiada paksaan di dalamnya. Jika keimanan anda sejati, meskipun hanya di dalam hati, maka anda pun akan diberkati dan akan memperoleh kedekatan lebih lanjut kepada Tuhan. Melalui Rasulullah Saw, kita dinasehati, bahwa salah satu cara untuk mensyukuri hal ini, adalah dengan bertabligh. Inilah cara untuk membuktikan kebenaran Rasulullah Saw dan abdinya yang sejati, ialah Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; Maka tugas kita sekarang untuk menyampaikan pesan tabligh ini kepada orang lain; jangan pernah berkecil hati bila hasilnya minim. Yakinlah, kita akan memperolehnya seberapapun kecil jumlah mereka yang menerima. Hal ini akan mendatangkan Keridhaan-Nya kepada kita, dan juga bagi mereka.

Huzur menasehati, hendaknya kita pun mengadakan perubahan-perubahan suci di dalam diri kita terlebih dahulu, barulah kemudian bertabligh dengan niat suci semata-mata untuk mencari Keridhaan-Nya. Laksanakanlah apapun rintangannya. Satu-satunya cara untuk menyelematkan dunia dari kehancurannya adalah apabila mereka dapat memahami dan mengindahkan Allah Ar-Rahman. Jika tidak, maka berbagai bentuk bencana pun akan menimpa mereka. Tugas kewajiban kita hanyalah menyampaikan amanat-Nya, setelah itu serahkan kepada Allah, terserah kepada-Nya untuk menghidupkan mereka yang telah mati [rohaninya]. Sebagai orang Ahmadi, tugas menyampaikan risalah tabligh ini demikian wajibnya. Sampaikanlah kepada setiap orang disertai contoh baik perilaku diri kita, dan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada.

Membacakan ayat 45 dan 46 Surah Maryam (19:45-46):"Yaa abati laata'budisysyaithaan, inna syaithaana kana lirrahmaani adziim" , yang artinya:"……………………………………………………………………; Huzur menerangkan dengan perumpamaan Hadhrat Ibrahim a.s. yang telah memperingati "ayahnya" agar melepaskan diri dari segala urusan syaithani, yang pada masa sekarang ini pun penyembahan berhala sedunia telah mewujud dalam segala bentuknya dan manusia telah tenggelam di dalamnya. Hampir tak ada seorang pun yang tertarik untuk bersyukur kepada Tuhan-nya Yang Maha Pemurah. Bahkan mereka yang mengaku sebagai kaum Muslimin pun memutuskan tali hubungan dengan Allah Ar-Rahman mereka, disebabkan mereka meniru-niru cara hidup kaum lain.

Gambaran keadaan "akhir zaman" sebagaimana tercantum di dalam Surah Al-Jummah (62:12): "Wa idza ro-awtijaratan awlahwa infaddu ilaiha wa tarakuuka qooimaa, qul maa-indallaahi khairumminallahwi wa minattijaarati, wallaahu khairurrazikiin" , yang artinya "………………". Nyatalah, zaman sekarang inilah yang dimaksud dengan akhir zaman itu. Huzur mengingatkan [agar jangan sampai terkecoh] oleh apa-apa yang tampaknya baik tidaklah sebaik yang diduga, sebab senyatanya mereka itu mengarahkan manusia kepada kerusakan.

 

Berantaslah Berhala Akhir Zaman Sekarang Ini

Menolak Imam Zaman saja sudah berarti tenggelam jauh ke dalam ajakan syaithan, dan mereka yang telah terjebak ke dalamnya tak dapat berhubungan dengan Allah Ar-Rahman. Dikarenakan, mengikuti jalan Syaithan sudah berarti menyembahnya.  

Huzur bersabda, kita perlu bermawas-diri dan mengoreksi diri dengan seksama, jangan sampai berkata-kata atau berperilaku yang dapat mengundang ketidak-ridhaan Allah Taala. Membacakan sebuah Hadith Qudsi, Huzur menerangkan, bahwa Allah akan memelihara hubungan dengan mereka yang memelihara tali silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara mereka. Dan sebaliknya akan memutuskan hubungan-Nya bagi siapa yang memutuskan tali silaturahmi mereka. Hadith ini menggunakan istilah Rahim (kandungan) yang akar katanya berasal dari Rahman juga, yang artinya hubungan dekat.

Huzur bersabda,  setiap hari kita perlu mawas diri terhadap kelemahan sekecil apapun, dan berusaha untuk meninggalkannya. Jika tidak, manusia yang tampaknya menyembah Tuhan namun kenyataannya tidak menyembah Tuhan Ar-Rahman, melainkan jatuh ke dalam jebakan syaithan. Perumpamaan dilestarikannya ayat-ayat Quran mengenai Hadhrat Ibrahim a.s. menasehati "ayahnya", berlaku terus hingga Akhir Zaman bagi umat manusia sekarang ini.

Sebagai akibat kejahilan massal inilah berbagai bencana menerpa dunia. Selain memiliki sifat Rahman, Allah pun sekaligus bersifat Al-Jabbar (Maha Penakluk) dan Al-Qahhar (Maha Kuasa) yang memberikan hukuman. Sifat Pemberi Hukuman-Nya ini menerpa apabila mekipun manusia sudah diberi karunia dan keridhaan-Nya namun mereka terus melakukan pelanggaran. Huzur menerangkan, sifat Rahmaniyyat Allah Taala ini tidak berarti menjadi batal dikarenakan [ada sifat Hukuman]-Nya. Sebab, akibat perbuatan jahiliyah manusia yang terus meneruslah sehingga mereka dihukum.

Huzur mengingatkan, inilah sebabnya kita harus senantiasa ber-Istighfar, sebab, sesuatu hukuman hanya akan menimpa mereka yang terus menerus melakukan pelanggaran. Al-Qur'an dipenuhi dengan ayat-ayat yang menerangkan bahwa perbuatan dosa dapat diampuni dengan cara taubatan-nasuha.
Huzur kemudian membacakan beberapa Hadith untuk lebih memperjelas topik masalah ini.

Huzur bersabda, kita perlu mengkomunikasikan kepada dunia, bahwa Kristen menolak Tuhan Yang Maha Pemurah, dan tidak memiliki konsep Tuhan yang benar dikarenakan mempercayai seorang anak manusia mengorbankan dirinya untuk menebus dosa umat manusia. Al-Qur'an menegaskan di dalam Surah Maryam ayat 89 – 94, bahwa menyandangkan seseorang anak manusia sebagai anak-Nya, demikian celakanya hingga niscaya langit dan bumi terguncang sebagai akibatnya. Maka di zaman puncak kemusyrikan sekarang inilah, Allah mengutus "Massiah Muhammadi" membatalkan konsep yang keliru ini.

Huzur bersabda,  diutusnya Hadhrat Masih Mau'ud a.s. merupakan salah satu perwujudan dari sifat Ar-Rahman Allah Taala. Maka sebagai ungkapan rasa syukurnya, kita harus berupaya lebih keras lagi untuk menyampaikan pesan risalah tabligh ini ke seluruh dunia. Kita perlu melaksanakan tugas mulia ini dengan gigih sehingga berhak untuk lebih banyak lagi menerima Keridhaan-Nya. Semoga Allah mempermudah pekerjaan ini.

Selanjutnya Huzur bersabda,  setelah beliau mengumumkan peran aktif Lajnah Imaillah Jerman [pada Jumah lalu] dalam hal pengumpulan dana pembangunan Masjid Jamaat Berlin, berbagai Badan Lajnah Imaillah lainnya pun menyatakan keinginan mereka untuk ikut berpartisipasi. Mereka mengutarakan hal ini mengingat semangat pengorbanan harta benda Lajnah Imaillah Qadian untuk pembangunan Masjid ini sejak beberapa puluh tahun lalu. Keluarga keturunan mereka di mana-mana menyatakan ingin menghidupkan kembali semangat pengorbanan harta generasi awal mereka, dan juga atas nama mereka sendiri. Huzur bersabda,   beliau tidak akan mengumumkan sesuatu Gerakan [Pengumpulan Dana] yang khusus untuk keperluan ini, namun apabila berbagai Lajnah dan Nasirat/Banat lain ingin berpartispasi, dipersilakan; Lajnah Jemaat Jerman tidak akan berkeberatan karenanya. Huzur selanjutnya menyerukan doa untuk kelancaran dan keberhasilan pembangunan Masjid tersebut, mengingat adanya sikap kontra dari sekelompok masyarakat.

 
transltByMAS/LA012207

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...