Rabu, 13 Februari 2008

PRESS RELEASE (Terjemahan), 9 February 2008

In the Name of Allah, Most Gracious, Ever Merciful

International Press and Media Desk AHMADIYYA MUSLIM ASSOCIATION
22 Deer Park, London, SW19 3TL.
Tel / Fax 020 8544 7613 Mobile 07795460318

9 February 2008
PRESS RELEASE  (Terjemahan)

IMAM JAMA'AT MUSLIM AHMADIYYAH SEDUNIA  BERBICARA mengenai  PENINDASAN & PENGANIAYAAN secara GLOBAL

Y.M. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. menyatakan bahwa tidak akan ada orang Ahmadi yang pernah bersetuju untuk merubah kepercayaan dan keimanan mereka.

Berbicara dalam pidato mingguannya (Khutbah Jum'at 8-2-2008), Y.M. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Pemimpin/Imam Jama'at Muslim Ahmadiyyah Sedunia telah berbicara mengenai diskriminasi yang dihadapi oleh anggota-anggota Jama'at di beberapa Negara di dunia.
Hudzur aba.  memulai khutbahnya dengan mengingatkan kepada para anggota Jama'at bahwa pada saat-saat mendapatkan kesulitan maka seseorang yang memiliki iman yang sejati tidak akan pernah berputus asa, tetapi kenyataannya adalah ia akan menjadi lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jamaat Ahmadiyyah telah mendapatkan penganiayaan dan penindasan sejak didirikannya, namun baru-baru ini terlihat bahwa di beberapa negeri perlakuan buruk terhadap Jama'at itu telah bertambah-tambah. Berbicara mengenai hal ini, Hudzur bersabda:
 
"Penyebab bahwa kami itu mendapatkan penganiayaan dan penindasan adalah karena perasaan terbakar rasa cemburunya pada pihak-pihak yang memusuhi.  Orang-orang yang Non-Muslim tidak tahan untuk melihat Islam sukses dan berjaya, sementara itu di dalam masyarakat Muslim luas para Kiyai atau Mullah merasa takut kalau-kalau para pengikutnya akan menyadari kebenaran Ahmadiyyah dan yang akibatnya mereka itu akan lari dari para Mullah ini."

Adalah suatu kebenaran yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Jama'at Ahmadiyyah ini sudah maju dengan pesatnya dalam pandangan orang-orang yang memusuhi itu, selama sepanjang sejarah ini.  Kekuatan dari Jama'at adalah selalu berada di dalam kesatuan. Memang Hudzur Yang Mulia memperbandingkan Jama'at ini dengan sebuah tubuh pisik di mana jika bahkan jika ada satu orang yang menderita maka seluruh tubuh itu akan merasakan rasa sakitnya. Dengan kesatuannya yang sempurna seperti inilah maka Jama'at Ahmadiyya itu akan selalu dan terus berkembang dan maju sehingga konsekwensinya adalah bahwa berbagai dan bermacam rintangan apa pun yang dilakukan oleh para penyerang tidak akan pernah bisa menembus apalagi merusak dinding dari Jama'at Ahmadiyyah.

Jama'at mendapatkan penganiayaan dan penindasan di Pakistan sejak dari awal mulanya sekali, betapa pun dalam kenyataannya adalah bahwa Jama'at Ahmadiyyah itu telah ikut memainkan peranan yang amat menonjol di dalam  memperjuangkan kemerdekaan Negara Islam ini. Hudzur aba menyebutkan betapa kekejamannya ini yang masih terus berlangsung bahkan sampai hari ini pun; beliau bersabda:

"Di mana mereka mendapatkan kesempatan maka tuduhan palsu dihadapkan kepada orang Muslim Ahmadi di Pakistan.  Baru-baru saja ada seorang anak laki-laki yang baru berumur 13 tahun telah ditangkap atas dasar tuduhan palsu bahwa ia itu telah memukuli tubuh seorang Maulvi! Betapa tidak masuk akalnya tuduhan semacam itu? Bagaimana seorang anak kecil dapat menganiaya seorang yang dewasa sedemikian rupa sehingga Mullah ini harus dimasukkan ke rumah sakit. Tujuan dari kekejaman mereka ini adalah untuk menakut-nakuti generasi muda kami sedemikian rupa agar anak-anak ini melepaskan keimanan mereka. Betapa pun demikian saya menerima banyak-banyak surat dari para pemuda ini yang bersumpah demi Allah bahwa mereka ini bersedia untuk mengorbankan waktu mereka, harta milik mereka, kehormatan mereka, bahkan jiwa mereka demi untuk Jama'at Ahmadiyyah."

Hudzur Yang Mulia juga berbicara mengenai penganiayaan dan penindasan di India dan di dunia Arab. Di India para pengurus Jama'at secara terus menerus mendapatkan berbagai ancaman. Sementara di dunia Arab, beberapa Pemerintahan dari Negara-negara tertentu, tidak mampu untuk melihat kesuksesan Ahmadiyyah;  saluran televisi 'MTA Al-Arabia', ditutupnya. Bagaimana pun juga, insiden ini sebenarnya memberikan sebuah jalan peluang untuk suksesnya Jama'at, karena sebagai akibat dari pencekalan tersebut maka kontrak telah dibuat dengan perusahaan yang lain, sehingga cakupan siaran satellitenya sekarang menjadi bertambah luas dan sudah berkembang dan mencapai negeri-negeri lainnya seperti Marocco.

Jamaat Ahmadiyyah juga mengalami penderitaan untuk selama beberapa tahun ini. Rumah-rumah dan mesjid-mesjid dibakar atau dihancurkan dan anggota-anggota Jamaat mendapatkan serangan. Baru-baru ini sebuah gerakan dilancarkan yang berusaha untuk melarang Jama'at Ahmadiyyah oleh Negara, namun gerakan ini pada akhirnya tidak disetujui oleh Pemerintah.  Meskipun demikian, sebuah surat kabar harian setempat mencetak ceritera yang memuat bahwa alasan dari Pemerintah memilih untuk tidak melarang Jama'at adalah dikarenakan ada kesan bahwa Jama'at ini sudah merubah beberapa pokok keimanannya. Ini adalah sama sekali tuduhan yang tidak benar yang dibuat terhadap Jama'at. Mengkomentari atas tulisan ini Yang Mulia bersabda:

"Jama'at Ahmadiyyah beriman dan percaya bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian adalah benar Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi (Orang yang mendapat petunjuk). Kami tidak akan pernah menyimpang dari keyakinan ini karena keindahan dari Jama'at itu adalah didasarkan atas kepercayaan dan keimanan ini bahwa Pendiri dari Jama'at ini adalah benar Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi yang telah dinubuatkan oleh Y.M. Nabi Suci Muhammad saw."

 
Mengikuti artikel dari surat-kabar tersebut di atas beberapa orang-orang non-Ahmadi Muslim tertentu dan anggota-anggota Jama'at Lahore merayakan apa yang mereka lihat akan adanya perubahan di dalam kepercayaan dari Jama'at Ahmadiyyah. Tetapi isi dari artikel surat kabar tersebut dengan segera ditolak oleh Jama'at dan atas creditnya itu surat kabar yang bersangkutan telah menerbitkan sebuah pernyataan yang memberikan klarifikasi atas masalah tersebut pada tanggal 23 January 2008.
 
Yang Mulia Hudzur aba menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa jika ada terdapat kesan bahwa Jama'at Indonesia telah melemah dikarenakan menghadapi penindasan maka yang demikian itu sama sekali tidak pada tempatnya. Tidak ada anggota Jama'at yang memiliki keraguan sedikit pun mengenai kedudukan status dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Sebagaimana Hadhrat Masih Mau'ud sendiri menulis, statusnya sebagai seorang Nabi yang tidak membawa Syariat adalah diberikan kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, jadi tidak ada orang atau pun organisasi/institusi apa pun yang dapat mengambil jubah ini dari beliau.

Adalah satu ajaran mendasar dari Islam bahwa agama itu adalah urusan untuk setiap individu / pribadi orang untuk menentukannya sendiri dengan bebas merdeka, dan tanpa ada pemaksaan.  Pelaksanaan ibadah agama seseorang, selama hal itu tidak mengganggu atau merugikan hak-hak dari orang lainnya, maka ini adalah hak azasi dari setiap manusia.  Hak-hak inilah yang tidak diberikan kepada orang-orang Muslim Ahmadi, namun walaupun demikian para anggota Jama'at itu haruslah selalu ingat bahwa kekejaman yang sedemikian itu tidak akan dapat mengganggu kejayaan dan kesejahteraan dari Jama'at Ahmadiyyah.

Akhir dari Press Release
Abid Khan (Press Secretary, Ahmadiyya Muslim Community)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...