Senin, 01 September 2008

Refleksi Bulan Ramadhan


Jakarta, 2 Ramadhan 1429H,

Marhaban Yaa Ramadhan.. selamat datang wahai bulan yang penuh keberkatan. Setelah setahun kita begitu larut dengan kehidupan yang jauh dari akhirat, kini tiba saatnya revitalisasi kehidupan ruhani. Demikian kasih-nya Tuhan, Dia berikan satu bulan yang luar biasa ini hingga para ahli neraka pun dapat menikmati kelonggaran hukuman selama shaum. Dia lebarkan pintu-pintu surga, sedang pintu neraka ditutup rapat.
Wahai.. alangkah meruginya diri ini bila sedikitpun tak kudapat cipratan berkah yang tercurah bagaikan hujan deras menguyur bumi nan gersang. Jiwa ini begitu dahaganya demi melihat oase di tengah gurun kehidupan.

Memang selama ini aku sadari telah begitu lalai dalam mengingat-Nya. Kalimah zikir yang kuucap baik dalam berdiri, rukuk maupun sujud, rasanya tidak begitu menyentuh kalbu yang sudah hampir lagi membatu. Asma ilahi yang terdengar tidak begitu menggetarkan jiwa lagi.. Yaa Allah begitu banyak tanda-tanda yang telah Engkau berikan, namun jiwa yang mati ini lebih membutuhkan dari sekedar tetesan air untuk kembalikan nafas yang tinggal lagi sejengkal.

Yaa Allah, berkali-kali kuucapkan takbir. Namun yang kurasa bukan kekhusukan mengenang kebesaran-Mu. Bukannya aku semakin menunduk merasa kecil di hadapan-Mu. Malah tangan ini dengan congkaknya menghakimi keyakinan orang lain yang belum jelas. Hanya karena para ulama dan ustadz mengatakannya, maka dengan lantang kuserukan “Allahu Akbar” seraya kulempari mesjid mereka, ku hancurkan, ku bakar, ku injak-injak quran yang mereka baca karena kupikir mereka tidak berhak untuk mengaku dan berlaku seperti itu. Yang boleh seperti itu hanya kami!

Duh Gusti Allah.. apakah diriku ini masih layak mendapatkan surga-Mu sedangkan jiwaku ini telah begitu asing dari rahmat-Mu. Sedangkan yang mulia Nabi saw. mengajarkan bahwa barangsiapa yang kasih sayang kepada sesama manusia maka Allah ta’ala akan menyayanginya.

Duh Gusti.. jika ku kenang prilaku-ku dimasa lalu, aku malu dengan umat lain yang malah tidak mengenal-Mu. Mereka justru jauh lebih baik dalam mengamalkan ajaran quran daripada kami umat-Mu.. tenggang rasa, tepo seliro, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, itu semua telah diajarkan oleh nenek moyang kami yang malah mungkin tidak tahu islam. Mungkin aku salah, mereka itulah justru muslim..

Ya Allah, sekali lagi Kau kurniakan umur padaku agar dapat kutemui bulan ini. Aku bersyukur kepada-Mu dengan segenap jiwaku. Dan aku memohonkan kepada-Mu kurnia agar aku dapat melihat cahaya kebenaran lebih dari sebelumnya. Janganlah Kau biarkan aku dalam kegelapan dan kebodohan, bimbinglah aku kepada jalan-MU yang lurus.. Ihdinashshirootol Mustaqiiem.. yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka (diantara nabi-nabi, shiddiqien, syuhadaa dan shaalihin) bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat. Aaamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...