JIKA SEANDAINYA AHMADIYAH DIBUBARKAN
Baru-baru ini Ahmadiyah kembali menjadi berita. Berbagai media massa menjadikan kasus yang menimpa Ahmadiyah menjadi bahan informasi mereka. Mulai dari yang isinya miring, lurus hingga yang berkelok-kelok, hampir semuanya ada.
Terlepas dari betapa penderitaan para pengikut "aliran sesat" itu akibat keaniayaan yang mereka alami, beberapa kalangan malah menganggap pemberitaan media yang hanya sekedarnya itu sebagai sesuatu yang terlalu dibesar-besarkan. Ada juga yang menyatakan secara langsung bahwa apa yang dialami oleh Ahmadiyah adalah wajar dan tidak salah. PKS malah secara jelas menyatakan bahwa jalan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan membubarkan Ahmadiyah. Sedangkan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) mengeluarkan pernyataan resmi dalam situs mereka mengenai kasus Ahmadiyah ini dengan isi yang sangat vulgar menentang segala kecaman terhadap aksi dan mendukung segala bentuk penentangan terhadap Ahmadiyah.
Sedih nian nasib para pengikut ahmadiyah. Sudah dianiaya malah disalahkan juga, sudah jatuh tertimpa tangga. Bukannya mendapat belaian kasih sayang sebagai pengobat luka, malah caci dan umpat yang didapat, ibarat seorang anak yang dianaktiri-kan oleh bapaknya.
Beberapa Pertanyaan Kritis
Begitu besarnya hasrat orang-orang itu untuk membuat Ahmadiyah bubar. Seolah bahwa dengan bubarnya ahmadiyah segalanya akan beres. Korupsi, Kemiskinan, Musibah, Bencana dan semua persoalan bangsa lainnya adalah bersumber dari ahmadiyah, sehingga jikalau ahmadiyah dibubarkan, semuanya beres!! Apakah begitu??
Jika tidak, mengapa anda begitu berhasrat agar ahmadiyah dibubarkan?? Ada apa dibalik semua itu? 'Proyek' apa yang sedang kalian pegang hingga demi itu kalian tega mengabaikan rasa kemanusiaan??
Jika memang Ahmadiyah itu begitu melukai hati umat Islam Indonesia, mengapa baru sekarang ahmadiyah diusik? Mengapa tidak sejak 75 tahun yang lalu?? Sejarah membuktikan bahwa mulai timbulnya kegelisahan masyarakat menyangkut masalah Ahamadiyah adalah justru dimulai ketika MUI mulai berfatwa. Sebelum itu, empat puluhan tahun Ahmadiyah hidup rukun, aman, damai dengan segala lapisan masyarakat dimana pun mereka berada.
Lalu jika seandainya Ahmadiyah dibubarkan... apakah kekerasan benar-benar akan berakhir?? Apakah benar itu akan menuntaskan permasalahan Ahmadiyah? Apakah itu akan dapat memupuskan kebencian dan kedengkian orang yang tidak suka dengan Ahmadiyah? Apakah nanti tidak justru akan terjadi sebaliknya, bahwa masa yang brutal semakin menjadi-jadi karena seperti mendapat angin yang lebih kencang untuk maju memberangus warga Ahmadiyah?
Yang ada justru akan menimbulkan serangkaian tindakan kekerasan yang lainnya, baik kepada pengikut Ahmadiyah maupun aliran lain yang dianggap sesat.
Bersikap Bijak: Kenali Musuh Anda
Sekarang ini kondisi umat islam bagai dalam kebingungan. Coba anda layangkan pandangan lebih luas. Tidak semua tokoh Islam di Indonesia dan masyarakat islam di Indonesia membenci Ahmadiyah. Kurang tepat sebenarnya bila pihak penentang Ahmadiyah mengatasnamakan dirinya sebagai mewakili Umat Islam Indonesia. Sebagai contoh sebut saja Cipasung. Pesantren besar basis Nahdiyyin ini hidup rukun dan berdampingan dengan Ahmadiyah selama bertahun-tahun di Singaparna, Tasikmalaya. Atau tanpa menyebut secara detail, kita juga bisa sebutkan disini bagaimana sikap NU dalam pernyataan resminya tentang kasus Ahmadiyah. Belum lagi masyarakat yang anti kekerasan, cinta kedamaian dan kerukunan hidup beragama, baik yang beragama islam maupun tidak. Rasanya jumlah mereka pun tidak kalah banyak dengan masyarakat yang benar-benar anti dengan Ahmadiyah. Silahkan buat pooling yang jujur dan tanyakan apakah anda setuju dengan tindakan kekerasan terhadap ahmadiyah? Janganlah dulu dibawa-bawa masalah akidah.
Saya yakin akan lebih dari 50% masyarakat tidak setuju atau menentang aksi tersebut. Indikatornya sangat jelas, meskipun tanpa pooling seharusnya kita sudah tahu hasilnya. Coba perhatikan oleh anda, berapa banyak masa nahdiyyin atau pencinta Gusdur di Indonesia?? Jawabannya sangat jelas, banyak sekali. Ini artinya banyak sekali orang yang mengikuti cara pandang NU dengan Gusdur-nya. Belum lagi kita menyebut kaum Muhamadiyah yang juga terkenal cukup moderat dengan massa yang tidak kalah banyak.
Jadi, apakah benar bahwa akidah Ahmadiyah ini telah melukai perasaan umat islam Indonesia?? Lalu umat islam yang mana? Sikap kaum nahdiyyin – yang sekarang ini masih menjadi mainstreem – jelas tidak menunjukkan seperti itu. Simak saja pernyataan ketua PBNU Masdar F. Mas'udi (Indo.pos, Rabu 26/12/07). Begitu pula dengan Muhammadiyah.
Lalu siapa sebenarnya yang ingin ahmadiyah dibubarkan dan menganggap itu sebagai solusi jitu? Yang jelas tentu bukan mayoritas umat islam Indonesia seperti yang tercermin dalam hampir semua pemberitaan media massa selama ini. Bahkan sekarang menjadi wajar bila kita mulai berpikir jangan-jangan hanya mitos saja bahwa umat islam Indonesia ingin ahmadiyah dibubarkan.
Celakanya adalah bila ternyata hal ini sudah merupakan kesengajaan atau rekayasa dari suatu kepentingan. Jika tidak, sekarang ini tentu ahmadiyah dan juga warganya seharusnya sudah mendapatkan hak-hak nya sebagai warga negara dengan sewajarnya seperti halnya juga kelompok-kelompok yang lain.
Pertanyaan selanjutnya adalah untuk kita renungkan, Apakah kita masih menganggap ahmadiyah harus dibubarkan sebagai satu-satunya solusi? Atau kita sepakat dengan para nahdiyyin dengan fahamnya yang sangat moderat tentang ahmadiyah? Untuk yang satu ini, saya sendiri memilih yang mayoritas yaitu kaum Nahdiyyin. Bagaimana dengan anda..??
Siapa sebenarnya yang harus diwaspadai? Orang ahmadiyah yang selama ini selalu menjadi korban? Ataukah kelompok-kelompok garis keras yang dengan terus-terang ingin menjadikan negara ini menjadi negara islam? Padahal kita tahu bagaimana nasib mayoritas negara-negara islam yang sudah ada. Negara islam yang mana yang mau dijadikan model?? Mau kemana nasib bangsa ini dibawa oleh mereka jika sekiranya mereka nanti yang berkuasa.
Sudah saatnya kita jeli dalam menentukan sikap. Jangan sampai salah menetukan keputusan. Kenalilah musuh dengan baik. Jangan sampai kita salah membuang amunisi kita untuk sasaran yang tidak jelas. Salah-salah teman sendiri bisa jadi korban.
Buka mata buka pikiran, jadilah orang yang lebih bijak dan cermat.
Salam Muslim.
BalasHapusNice blog
Pastilah dalam menentukan sikap harus dengan perhitungan matang.
Jika memang Ahmadiyah harus dibubarkan, mungkin sudah kehendak Allah.
Wallahuaklam
Salam..one ummah
www.liteforward.com
yang terjadi adalah.. umat islam tidaklah merasa risau jikalau Jemaat Ahmadiyah mendeklarasikan sebagai agama baru.
BalasHapusyang jadi masalah adalah, banyak kalangan muslim yang merasa tertipu dan juga merasa bingung terhadap apa yang mereka terima dari Ahmadiyah..,
Ahamdiyah sendiri selalu menarik dan mengajak orang lain (muslim/non muslim) untuk menganut ajaran tersebut.
Nah inilah yang meresahkan kita semua terhadap Ahmadiyah.
Tegas saja, Dia Islam sebenarbenarnya islam tidak? jika iya, maka tinggalkan dan bakar Tazkirah dan Mirza Gulam dan kembali kepada manhaz islam yang benar. Namun jika tetap menjadikan Mirza gulam dan tazkirah sebagai ajaran maka jangan pakai embelembel Islam.
silakan dirujuk di bimaa.wordpress.com
bubarin ahmadiyyah, mendopleng nama ISLAM. bikin aja sekte kristen baru spy tergabung di anglican church kan sama 2 basisnya di UK.
BalasHapusUntuk Anonymous diatas , sebaiknya anda berpikir dulu sebelum bertindak. Jangan asal bunyi. Kita diperintahkan agar bertabayyun dulu sebelum memutuskan sesuatu (baca Quran Surah 49:11).
BalasHapusCoba anda teliti dulu apa benar ahmadiyah itu seperti yang anda dengar??? Di blog ini pun ada artikel menarik sebagai bahan bacaan awal jika anda mau dan bersungguh-sungguh mencari kebenaran..
http://abunaweed.blogspot.com/2008/06/keyakinan-ahmadiyah-tidak-pernah.html
Salamun 'alaa manit taba'al hudaa.
Ah alasan bahwa umat islam bingung kalau ahmadiyah tetap mengaku islam itu hanya dibuat-buat. Toh selama ini sudah jelas kok kalau orang ahmadiyah itu kan plangnya jelas tertulis JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA. Jadi jelas kok dari dulu kalau mereka itu muslim ahmadiyah maksudnya yang berafiliasi ke ahmadiyah bukan ke NU atau Muhamadiyah. Alasan bingung hanya dibuat-buat oleh para oportunis islampolitik untuk menyembunyikan agenda politik mereka dan nafsu berkuasa mereka di Indonesia. Selama ini juga waktu masih "aman" orang ahmadiyah selalu bilang kami "ahmadi" maksudnya adalah muslimahmadi. Jika sekarang orang ahmadiyah terkesan menyembunyikan diri bukan karena mau menyusup tapi semata masalah keamanan dan agar tidak membiarkan para perusuh memanfaatkan situasi.
BalasHapus