Isyu kekerasan dikesampingkan begitu saja. Ancaman hukum pidana dianggap sepi. Bahkan mereka balik menuding pihak lain, ahmadiyah, juga telah melakukan kekerasan. Fakta berbicara sebaliknya, ahmadiyah adalah justru korban kekerasan, bukan pelaku. Hingga hari ini pun warga Ahmadiyah masih kerap mengalami intimidasi dan ancaman dari pihak-pihak yang benci. Salah satu kasus adalah seperti yang menimpa warga ahmadiyah di Parakansalak-Sukabumi. Setelah mesjidnya dibakar, hingga kini warga ahmadiyah disana belum lagi mendapatkan kembali ketenangan hidupnya. Teror masih kerap diterima. Berikut ini saya kutip berita dari kompas online. Kasus yang lain, tentunya masih sangat banyak, bahkan terlalu banyak untuk dimuat di surat kabar..
Rabu, 11 Juni 2008 | 17:53 WIB
Stiker berbunyi 'Keluarga besar Muslim Ahlu Sunah Wal Jamaah, Non Ahmadiyah' tertempel di seluruh rumah penduduk Parakansalak yang bukan merupakan anggota Jamaah Ahmadiyah Indoensia (JAI) usai keluarnya surat keputusan bersama. "Stiker itu ternyata tidak jelas dari mana sumbernya. Kita takut, jangan-jangan orang lain yang memasang dengan mengatasnamakan warga, tetapi tujuannya untuk memperkeruh suasana," kata Sukmawijaya.
Warga Ahmadiyah dan bukan Ahmadiyah hidup membaur dalam satu kompleks di pemukiman Parakansalak. Selama ini, mereka hidup bersama tanpa ada masalah.
Agustinus Handoko
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
Source: www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.