Rabu, 09 Juli 2008
Kenaikan BBM dan Kemacetan Jakarta...
Isyu kenaikan BBM baru-baru ini cukup membuat ramai media massa. Terlebih setelah jatuhnya korban dari pihak mahasiswa yang berdemo maupun dari pihak aparat. Pro kontra pun tidak terhindarkan. Banyak pihak yang mengecam kenaikan, namun banyak juga yang coba memberi dukungan. Diantara yang member dukungan adalah beberapa fraksi DPR yang terlihat ketika voting hak angket. Selain itu, kita juga jangan melupakan masyarakat kecil yang selama ini telah menikmati dana BLT. Meskipun tidak bersuara sehebat anggota DPR, namun mereka jelas memperlihatkan wajah kebahagiaan yang lebih murni atas naiknya BBM ini.
Kalau kita renungkan, siapa sebenarnya yang tidak keberatan bila beban-nya ditambahi?? Kenaikan BBM jelas sudah menambah beban pengeluaran siapapun, baik yang termasuk konsumen BBM maupun tidak. Para pengguna kendaraan bermotor, pasti merasakan dampak kenaikan ini. Sedangkan masyarakat yang tidak punya kendaraan, pun pasti mengalami dampak kenaikan BBM ini melalui naiknya harga bahan-bahan pokok di pasar.
Ironis memang, sebagai negara penghasil minyak, kita malah berdarah-darah memperebutkan harga minyak agar tidak tertinggal harga minyak dunia. Ahh.. rasanya terlalu rumit bagi nalar awam ini untuk memahami kenapa kiranya negara dengan sumber daya alam dan juga manusia yang melimpah ini, masih saja berkutat dengan masalah kesejahteraan masyarakat yang kian lama kian bertambah peka untuk disentuh.
Masyarakat kita begitu kekuarangannya, hingga dengan bantuan beberapa ratus ribu saja perbulan (tentunya setelah dikurangi aparat), mereka sudah kegirangan dan lupa dengan konsekuensi kenaikan BBM yang sebenarnya siap mencekik melebihi hari-hari sebelum kenaikan.
Disisi lain para pihak yang menentang, sejauh mana kesungguhan mereka dalam beraspirasi pun sesungguhnya masih penuh tanda-tanya. Mahasiswa yang beraksi anarkis pada saat berdemo, benar-benar tidak mencerminkan sikap seorang mahasiswa. Mereka lebih terlihat sebagai sekelompok massa yang di manfaat oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana. Apalagi anggota DPR yang jelas-jelas adalah merupakan politikus murni dengan kedok pembela kepentingan rakyat.
Jadi siapa sebenarnya mendukung dan siapa yang menentang?
Satu hal yang membuat tertegun terus-menerus adalah fakta bahwa setelah naiknya harga BBM ini Jakarta masih saja macet, bukti bahwa masih begitu banyaknya kendaraan yang mampu dibiayai pemiliknya untuk beroperasi…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.