Dalam riwayat lain Nabi saw. menegur seorang sahabat dengan sangat keras karena telah membunuh seseorang yang telah mengucap laa ilaaha illallah dengan asumsi ucapannya tidak sungguh-sungguh (bukan dari hatinya). Ketika sahabat itu menyampaikan alasannya nabi malah bertanya: "Hal syaqoqta qolbah?" (artinya:Apakah engkau telah membelah dadanya [dan melihat isinya]?)
Sekali lagi masalah keyakinan adalah masalah hati kita masing-masing. Islam jelas mengajarkan bahwa seseorang tidak dihakimi atas apa yang ada dalam hatinya. Meskipun sahabat tadi ada dalam keadaan perang, dan orang itu jelas berusaha mengelak dari terbunuh, tetap saja sahabat tadi dipersalahkan oleh nabi saw. hingga dia menyesal hingga akhir hayatnya karena peristiwa tersebut nabi tidak lagi tersenyum kepadanya.
Ahmadiyah berkali-kali menjelaskan bahwa nabi mereka adalah nabi Muhammad saw., kitabnya adalah Alquran, dan berhajji adalah ke baitullah. Apalagi yang dituntut agar diakui sebagai bagian umat islam??
Saya rasa menteri agama dan para ulama di Indonesia masih harus mendalami islam ini lagi. Jika tidak, mengapa masih terus mengatakan ini dan itu tentang ahmadiyah hingga ahmadiyah harus membuat agama baru?
Menag: Tak Ada Ayat yang Menyuruh Pembubaran Ahmadiyah
Didit Tri Kertapati - detikNews
Jakarta - Sejumlah ormas Islam menuntut Presiden SBY segera mengeluarkan Keppres pembubaran Ahmadiyah. Namun Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni berargumen, dia tidak menemukan ayat yang menyebutkan soal pembubaran suatu kepercayaan.
"Saya tidak mendapatkan ayat yang menyuruh pembubaran," ujar Menag usai pelepasan acara press tour wartawan Departemen Agama (Depag) ke Yogyakarta 27-29 Juni di kantor Depag, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/6/2008).
Menurut Maftuh, Ahmadiyah menolak menghilangkan embel-embel Islam dari Ahmadiyah. Sebelumnya Ahmadiyah mengaku nabi mereka adalah Mirza Ghulam Ahmad sedangkan Taskirah sebagai kitab sucinya.
"Itu tawaran saya sejak dulu, sudah nggak bisa itu (menghilangkan embel-embel Islam). Mereka nggak mau itu," kata Maftuh.
Maftuh menuturkan, seharusnya jemaat Ahmadiyah jika memang mengaku sebagai umat Muslim harus mengaku Tuhan mereka Allah dan Nabi mereka Muhammad.
"Kalau misal agama mereka Ghulam sudah selesai dari kemarin dulu. Tapi mereka nggak mau," pungkas dia.
(nik/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.