Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.(QS. Bani Israil 17:16)
Gempa bumi yang terjadi belakangan ini rasanya terlalu beruntun dan bertubi-tubi menimpa kita. Belum habis kesedihan saudara kita yang di Jawa Barat, sekarang Sumatera Barat pun ditimpa musibah serupa. Padahal sebelum ini pun beberapa tahun ke belakang bangsa ini telah ditimpa musibah serupa. Entah sudah berapa korban jiwa yang melayang. Jumlah pastinya tidak pernah dapat disebut hanya perkiraan saja yang menembus angka hingga ratusan ribu jiwa. Hanya dalam tempo beberapa tahun saja bangsa ini sudah dirundung kemalangan yang tidak boleh tidak sangat patut untuk direnungkan.
Ketika gempa dan tsunami Aceh terjadi, menimbulkan kengerian yang tak terbayangkan. Gambaran kengeriannya mungkin akan tetap dahsyat untuk diceritakan pada anak cucu kita hingga beberapa generasi mendatang. Tapi nampaknya hanya orang-orang yang tinggal di daerah pesisir saja yang merasakan dampak psikologis kuat hingga kemudian menderita shok berat. Sedangkan sebagian besar dari kita masih banyak yang berpikir bahwa peristiwa itu hanyalah penomena alam biasa yang dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Tsunami tidak akan sampai ke tempat kita, toh kita tinggal di daerah yang tinggi. Lalu tidak lama kemudian Yogya diguncang. Orang tersentak.. ada apa ini?? Rupanya tidak hanya orang yang di pesisir saja yang terancam, daerah yang jauh dari pantai pun tidak aman. Tapi orang-orang yang tinggal di pegunungan mungkin masih merasa tenang dan tidak acuh dengan pertanda ini. Mereka berpikir, kalau kita mah tidak akan terpengaruh dengan gempa. Rumah kita kan dari kayu-kayu jadi tidak akan berbahaya bila terkena gempa. Ternyata tidak juga.. Lihat bencana di Cianjur. Satu kampung hilang seketika terkubur bukit tanah yang ada di sampingnya. Sekarang apakah anda masih berpikir untuk menyelamatkan diri dengan cara anda sendiri? Mau kemana anda pergi??
Bahkan seorang Olga Syaputra, entertainer yang belakangan ini cukup terkenal, pun sampai mengatakan, “Kita harus merenung dan instropeksi diri, apakah yang salah dalam diri kita?” Apakah kita masih tetap berpikir bahwa semua kemalangan yang datang bertubi-tubi dan kian hari semakin dekat dengan diri kita, masih kita anggap sebagai musibah dan ujian biasa dari Tuhan?? Tidakkah kita perlu menggeser paradigma kita dan mulai berpikir untuk menerima kenyataan bahwa itu adalah azab yang merupakan peringatan dari Tuhan untuk kita renungkan. Atau mungkin anda akan menunggu azab itu datang hingga di halaman rumah anda dan barulah anda mengatakan bahwa memang ini adalah pertanda?
Kita sangat prihatin dan turut berbelasungkawa yang amat dalam atas semua penderitaan para korban.Ungkapan duka cita dan uluran tangan berupa moril maupun materil adalah hal yang sangat utama dilakukan saat ini. Rasa kemanusiaan siapapun tidak akan mampu bertahan untuk tidak menitikkan air mata melihat kepedihan para ibu yang kehilangan buah hati. Ratapan anak yang kehilangan orang tuanya. Demikian juga jeritan pilu setiap jiwa yang meregang nyawa ketika raga terhimpit diantara runtuhan tembok-tembok bangunan.
Namun kita pun jangan sampai tenggelam dalam kesedihan dan lantas melupakan hikmah yang terkandung dalam setiap peristiwa. Karena setiap peristiwa tidak terjadi tanpa ada suatu maksud di balik semuanya. Robbana maa kholaqta haazaa baathila, sesungguhnya tiada ada apapun yang dijadikan oleh Tuhan tanpa suatu maksud baik didalamnya, termasuk azab dan bencana. Dalam ayat yang saya kutipkan di atas, Allah swt memberikan petunjuk kepada kita sekalian bahwa segala sesuatu yang terjadi tidaklah terlepas dari amal perbuatan kita. Akan tetapi Dia tidak akan begitu saja berbuat zalim terhadap hamba-Nya, melainkan Dia akan mengirimkan terlebih dahulu seorang utusan (rasul) untuk memberi peringatan. Setelah itu, apakah manusia layak dihukum atau tidak kembali kepada diri manusia itu sendiri.
Tidak ada dari kita yang boleh mengklaim kebenarannya sendiri. Namun demikian kebenaran Tuhan adalah mutlak. Jika anda merasa tidak setuju dengan penafsiran seseorang, anda tinggal mencari kebenaran yang lain yang lebih tinggi lagi. Akan tetapi menolak sama sekali untuk mencari kebenaran adalah sikap yang tidak dapat diterima oleh fitrat setiap jiwa yang menyukai kebenaran.
Berikut ini sebagai bahan renungan tambahan, saya kutipkan bagi anda data Gempa Bumi yang dianggap terbesar pada abad 20 dan 21 dari wikipedia Indonesia.
Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
- 30 September 2009, Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari sesar geser semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia.
- 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
- 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
- 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
- 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
- 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
- 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
- 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
- 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
- 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
- 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
- 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
- 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
- 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
- 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
- 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
- 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
- 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
- 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
- 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
- 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
- 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
- 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
- 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
- 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
- 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
- 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
- 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Sebagai tambahan bagi para pencahari kebenaran, berikut ini ada sebuah nasihat dan peringatan tentang gempa dari seorang pendakwa yang mengaku diutus dari Tuhan dari lebih seratus tahun yang lalu.
Allah s.w.t. telah memberitahukan kepadaku bahwa gempa bumi dan berbagai musibah lain akan datang tidak saja di Punjab karena aku tidak diutus hanya untuk Punjab. Aku diutus untuk seluruh umat manusia di bumi. Karena itu aku tegaskan kepada kalian bahwa gempa bumi dan musibah tersebut tidak terbatas hanya untuk Punjab tetapi seluruh dunia bisa mengalaminya. Sebagaimana telah terjadi kerusakan dahsyat di Amerika, hal yang sama akan terjadi di Eropah, lalu hari-hari mengerikan tersebut akan muncul di Punjab, India dan semua bagian Asia. Mereka yang hidup akan menyaksikannya. (Haqiqatul Wahi, hal. 192).
Perhatikan bahwa apa yang telah diberitahukan Allah s.w.t. kepadaku tentang gempa bumi itu berlaku secara umum. Sejalan dengan nubuatan ini sudah terjadi gempa bumi di Amerika, begitu juga akan terjadi di Eropah dan berbagai bagian di Asia. Beberapa di antaranya merupakan tamsil daripada Hari Penghisaban. Kematian akan terjadi dalam skala besar sehingga sungai-sungai akan merah dengan darah. Bahkan hewan dan burung pun tidak akan lepas dari kematian ini. Kebinasaan akan meliputi bumi yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Banyak tempat-tempat akan porak poranda seolah-olah tidak pernah dihuni orang sebelumnya. Akan ada musibah-musibah dahsyat lainnya di bumi dan di langit yang dalam pandangan orang yang mengerti, merupakan suatu hal yang amat luar biasa yang tidak akan ditemui dalam kitab sejarah astronomi atau pun filosofi. Maka fikiran manusia akan dipenuhi ketakutan akan apa yang mungkin terjadi. Banyak yang akan selamat tetapi akan banyak yang dimusnahkan. Hari-hari itu sudah dekat, sesungguhnya sudah di ambang pintu, ketika dunia akan menyaksi¬kan pemandangan Hari Kiamat, tidak saja gempa bumi tetapi juga berbagai bencana dahsyat yang akan datang tidak saja dari langit tetapi juga dari bumi. Semua ini terjadi karena manusia telah meninggalkan penyembahan kepada Allah dimana fikiran, rencana dan upaya mereka hanya ditujukan kepada masalah duniawi saja. Misalnya aku tidak muncul, maka semua bencana ini mungkin akan ditunda untuk sementara. Tetapi dengan kedatanganku maka rencana rahasia dari kemurkaan Allah yang selama ini terpendam, akan dinyatakan. Jangan membayangkan bahwa karena Amerika telah mengalami goncangan dahsyat, lalu negeri kalian akan aman. Bisa jadi kalian akan mengalami bencana yang lebih dahsyat lagi. Wahai Eropah, engkau tidak aman dan Asia, engkau tidak dilindungi. Wahai kalian yang tinggal di pulau-pulau, tidak ada tuhan buatan yang bisa menyelamatkan kalian. Aku melihat kota-kota berguguran dan tempat kediaman manusia dalam kehancuran. (Haqiqatul Wahi, hal. 256 - 257).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.