Alquran Karim, Kitabullah Yang Sejati
-------------------------------------------------------------------------------------------
Ikhtisar Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V Atba
11 Januari 2008 di Masjid Agung Baitul Futuh, London - UK
-----------------------------------------------------------------
Pada Khutbah Jumah kali ini Huzur melanjutkan pembahasan ayat 130 Surah Al Baqarah, yang terjemahannya sebagai berikut:
'And, Our Lord, raise up among them a Messenger from among themselves, who may recite to them Thy Signs and teach them the Book and Wisdom and may purify them; surely, Thou art the Mighty, the Wise'.
Inilah doa Hadhrat Ibrahim a.s. kepada Allah Swt agar dikaruniai seorang Nabi Besar yang akan menjalankan 4 (empat) tugas besar, yang salah satunya 'membacakan' Kitab dan Hikmahnya, sudah saya terangkan pada Khutbah Jumah yang lalu. Yakni, beliau a.s. berdoa tugas pekerjaan Nabi Besar yang hendaknya bangkit dari keturunan Hadhrat Ismail tersebut bukan hanya membacakannya pada zaman beliau saja, melainkan akan terus dilakukan untuk manfaat berbagai generasi mendatang, hingga hari Kiamat]. Tafsir tentang hal ini sudah cukup dijelaskan.
Huzur bersabda, di dalam ayat 4 Surah Al Maidah (5:4) ada satu tanda telah dikabulkannya doa (2:130) Hadhrat Ibrahim a.s. ini.
Allah pun menjanjikan untuk sekaligus melindungi Al-Kitab (Qur’an) tersebut (15:10), karena melaluinya-lah syariat terakhir Allah Swt disampaikan. Dan sungguh menjadi kenyataan sejak zaman kehidupan Rasulullah Saw - dan para Sahabah beliau yang hafiz – Alquran Karim terjaga kesuciannya, yang kemudian dituliskan ke dalam berbagai bentuk naskah atas perintah Rasulullah Saw.
Huzur bersabda, Dajjal senantiasa menebar berbagai siasat halus untuk menginterpolasi Kitab Alquran ini, yang sudah barang tentu tidak akan pernah berhasil. Pada tahun 1999 beberapa gereja Kristen Evangelis di Amerika Serikat menerbitkan terjemahan Alquran dengan 'versi baru', yang mereka namakan Furqan'ul Haq, yang berisi Kedatangan Kembali Isa Al-Masih menurut versi mereka.
Upaya negatif mereka lainnya adalah melalui beberapa orang Muslim munafik yang anti ‘Syariat’. Mereka bermaksud menghapus ayat-ayat Quran mengenai perkara berperang. Huzur bersabda, inilah puncak usaha usaha licik mereka untuk menyenangkan pihak Kristen dan mengadu-domba antar kaum Muslimin. Siapapun yang berada di balik semua upaya ini, tidak akan berhasil. Penglihatan dan niat mereka untuk mengubah Alquran terbentur kepada berbagai penghalang, tidak sebebas seperti yang mereka dapat lakukan terhadap Bible. Ini dikarenakan tidak ada jaminan Ilahi, Bible akan dijaga keasliannya.
Huzur bersabda, pengabulan doa Hadhrat Ibrahim a.s. ini telah terjadi, yang seluruh dunia menyaksikan kesempurnaannya. Ajaran agama telah disempurnakan Tuhan dalam bentuk syariat Islam melalui wujud seorang Khataman Nabiyyin. Tak akan ada lagi sesuatu ajaran agama baru. Tak pula akan datang seorang nabi yang bukan merupakan nabi tabi'i dari Rasul Islam Saw. Namun demikian, rasa permusuhan berbagai pihak terhadap Islam telah diprakira dan dinubuatkan Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Waspada.
Huzur bersabda, maka kaum Muslimin yang terikat dengan berbagai petunjuk ajaran Alquran hendaknya berusaha memahami sabda-sabda nasehat Imam Zamannya.
Huzur bersabda, ajaran Alquran mudah difahami. Berbagai kewajiban dan perintahnya ada yang bersifat fardhu ain (individual) dan ada juga yang fardhu kifayah (komunal). Berbagai perintahnya tampak berubah-ubah dinamis sesuai dengan berbagai situasi yang dihadapi. Salah satu perintah fardhu kifayahnya adalah berperang, yang bagi setengah kaum tampak membebani. Pertama, pihak luar yang menyebabkan beban di kalangan Muslimin memiliki sejarahnya sendiri yang dipenuhi dengan peperangan. Bahkan hingga saat ini mereka dalam keadaan terus berperang di mana-mana. Padahal, manakala Alquran memerintahkan berperang, selalu disertai dengan berbagai persyaratannya; yakni hanya memerangi si penyerang atau pihak yang menganiaya. Inipun dibatasi dengan berbagai aturan agar pertempuran berlangsung 'fair play'. Akan tetapi, Hakaman Adalan atau Imam Zaman telah memfatwakan, bahwa untuk zaman sekarang ini – sehubungan dengan kedatangan beliau – peperangan atau jihad agama telah dibatalkan. Perjuangan untuk memenangkan agama hanya menggunakan cara-cara sebagaimana yang digunakan oleh pihak lawan; yakni dengan tulisan. Untuk zaman sekarang ini, Jihad dilakukan dengan pena dan akidah. Tidak dengan senjata ataupun kekerasan. Rasulullah Saw dan para Sahabah pun tidak pernah mereferensikan Jihad dengan senjata atau kekerasan. Huzur menambahkan, kalau pun Jihad terpaksa harus diperbolehkan, ialah manakala suatu negara menyerang negara lainnya. Jihad tidak dilakukan oleh sesuatu organisasi.
Selanjutnya Huzur membacakan beberapa tulisan para penulis intelektual Barat seperti John Barton, Sir H. A. R. Gibb, Sir William Muir, Maurice Bucaille, Noldeke, dlsb yang memberikan kesaksian bahwa mushaf Alquran yang sekarang ini memang otentik. Tidak mengalami perubahan, sebagaimana pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah Saw.
Kemudian Huzur membacakan beberapa bagian penting tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.:
‘Inilah Kitab yang sempurna. Yakni, kitab yang tiada bandingannya, karena berasal dari Kalam Ilahi. Kitab ini senantiasa terpelihara karena merupakan sumber petunjuk bagi dahaga rohani dari Dzat Yang Baqa, Al-Hakim. Maksud 'inilah Kitab itu', Allah Swt telah menyatakan bahwa Kitab ini berasal dari Dzat yang memiliki berbagai sifat agung, Tiada sekutu bagi-Nya, ilmu-Nya sempurna, namun tersembunyi dari penglihatan jasmaniah manusia yang terbatas.
Kemudian dinyatakan, bahwa bentuk penyajian Alquran ini sedemikian masuk akal, sehingga tidak menyisakan sedikitpun celah untuk meragukannya. Tidak seperti kitab lainnya, Kitabullah ini tidak sekedar menyajikan hikayat ataupun sejarah. Melainkan, argumen dan alasan lengkap dibalik berbagai bukti nyata, maksud dan tujuannya. Laksana sebuah pedang mukjizat yang akan menebas setiap keraguan dan syak wasangka. Tidak menyisakan sedikitpun ketidak-pastian untuk mengenali wujud Tuhan. Melainkan, membawa kepada haqul-yakin akan keberadaan-Nya.
Meskipun maksud dan tujuan utama tersebut sangat tergantung kepada efek dan perubahannya, namun hal ini tetap mengarah kepada 4 (empat) tujuan utamanya yang dapat memberi petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Sebagaimana firman-Nya, Alquran ini diwahyukan untuk digunakan sebagai sumber petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, yang berfitrat suci, berpikir waras, cerdas, mencari kebenaran dan berniat baik, niscaya akan mencapai derajat keimanan yang tinggi, dapat mengenali Tuhannya dan menjadi mutaqi yang sempurna. Dengan kata lain mereka yang berfitrat sesuai dengan ke-empat prasyarat tersebut akan memperoleh petunjuk dan kemajuan dalam penglihatan mereka. Alquran akan terus menyertainya dan memudahkannya untuk terus berada di dalam jalan yang lurus sebelum menemui ajalnya. Allah Swt telah menyatakan, mereka yang berada di dalam jangkauan ilmu-Nya, patut untuk memperoleh petunjuk dan berfitrat mutaqi, niscaya akan memperoleh petunjuk Alquran.'
(Brahin e Ahmadiyya, Ruhani Khaza’in – terjemahan Englishnya dari buku ‘The Essence of Islam’ Vol. pp 398-399)
Huzur bersabda, kaki tangan Dajjal yang terus berdaya upaya untuk merubah atau menyelewengkan Alquran akan kecewa dan gagal. Sedangkan mereka yang berhati bersih akan memperoleh perubahan revolusioner dalam diri mereka.
Selanjutnya Huzur membacakan beberapa bagian penting tulisan Hadhrat Masih Mau'ud lainnya dari buku 'Jhang Muqqadas’, pada mana beliau mengemukakan kemuliaan Alquranul Karim merujuk kepada Surah Ibrahim. (14: 25-27). Pertama, beliau mengemukan bahwa, ciri pertama sebuah Kitabullah yang suci adalah fakta ajarannya terpelihara, menyeluruh dan dapat diterima oleh fitrat manusia. Ciri kedua adalah, kandungan hikmahnya terbuka kepada siapa saja yang merenungkan tanda-tanda alam. Ciri ketiga, ia akan senantiasa segar, dan membuahkan insan-insan unggulan di sepanjang waktu.
Hadhrat Masih Mau'ud a.s. lebih lanjut menguraikan ciri ketiga di atas, yakni membuahkan insan-insan paripurna menunjukkan bahwa Tuhan memang berkenan kepada insan pilihan-Nya dan menunjukan berbagai mukjizat-Nya sebagaimana dinyatakan beberapa ayat di dalam Surah Ha Mim Al Sajdah (41:31-33). Hadhrat Masih Mau'ud a.s pun menunjukkan keindahan ajaran moderat Alquran dibandingkan ajaran yang mengandung kekerasan Musa a.s., dan serba halus ajaran Jesus Kristus a.s. berdasarkan ayat 42 Surah Al Shura (42:41). Ajaran Qurani ini diperkuat di dalam ayat 91 Surah Al Nahl (16:91) dalam perkara memperlakukan orang lain sebagaimana kepada saudaranya sendiri.
Huzur akhirnya menyimpulkan, ajaran indah ini diwahyukan kepada Rasul yang mulia Saw, yang kemudian memberikannya kepada kita. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami hal ini, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menyebar-luaskannya ke seluruh dunia.
transltByMMA/LA011408; Edited byMP.BudiR/Bdg
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.