Kamis, 31 Januari 2008

Iktisar Khutbah 25 Januari 2008

Ada sabda statement tentang Indonesia inside........

Sifat Quwwat Qudsiyah
-----------------------------------------------------------------------------------
Ikhtisar Khutbah Jumah Hazrat Khalifatul Masih V Atba
25 Januari 2008, di Masjid Agung Baitul Futuh, London, UK
-----------------------------------------------------------------------------------


Melanjutkan uraian beliau mengenai ayat 130 Surah Al Baqarah, pada Jumah ini Huzur menerangkan aspek ke-Empat dari doa Hadhrat Ibrahim a.s. berkenaan dengan keistimewaan Nabi Besar yang hendaknya dikaruniakan Allah Taala kepada keturunan beliau, ialah berupa seorang Nabi yang Al-Khatam hingga hari Qiamat, yang Alquran sudah menyempurnakan doa ini di dalam Surah Al-Jumah (62:3).
Setiap rasul Allah membawa ajaran yang dapat menarik ridha Ilahi dan mensucikan pengikutnya. Namun kekhususan daya mensucikan (quwwat qudsiyah) yang dirujuk oleh ayat Alquran yang 'nasikh' ini tampak belum pernah diwahyukan sebelumnya.
Ajaran Alquran dipenuhi dengan hikmah kebaikan. Setiap perintahnya selalu disertai alasan yang tepat dibaliknya. Setiap patah-katanya mengandung Tanda yang dapat mensucikan manusia sedemikian rupa. Oleh karena itu, daya pensucian Kitabullah ini akan terus berlaku hingga hari Qiamat, ajarannya tidak memansukh-kan satu pun ayat lainnya, sehingga tidak dapat dikatakan ada yang diperkecualikan. Rasulullah Saw adalah sosok pribadi yang memiliki daya mensucikan setiap insan, hingga hari Qiamat.
Menerangkan arti kata (Arabic) ‘tazkia’ (pensucian) Huzur bersabda hal ini mengandung arti sesuatu yang menjadi kuat, bangkit, menyebabkan, sesuatu yang tumbuh atau berkembang menjadi murni. Bukti adanya 'pertumbuhan' tersebut merujuk kepada dua kenyataan, yakni tumbuh atau berkembang dari asalnya, dan juga dari segi jumlah maupun perangkat/sumber-dayanya. Pensucian itu pun kepada dua arah, yakni segi jasmani dan juga rohani. Hadhrat Muslih Mau'ud r.a. bersabda, nabi besar yang dirujuk oleh ayat (2:130) ini tidak hanya akan mensucikan pikiran manusia, namun juga qalbunya, yang akan diisi dengan kecintaan kepada tauhid Ilahi sedemikian rupa, sehingga orang lain menyaksikan bahwa orang ini sudah menjadi seorang hamba Allah yang sejati (ubaidillah).

Arti 'Muzakki' dan 'Tazkia'
Huzur bersabda, kepada hal inilah kita hendaknya bermaksud dan bertujuan. Senantiasa beristiqamah untuk mencapainya, karena dengan cara inilah kita menjadi berhak untuk memperoleh keberkatan dari falsafah ajaran Muzakki (pensucian). Huzur menerangkan, para sahabah Rasulullah Saw telah berhasil mengikuti contoh jalan kehidupan yang telah diperlihatkan oleh Rasulullah Saw. Mengingat kembali keberadaan mereka pada masa lalu itu, hal itu merupakan salah satu Tanda istimewa dari Allah yang merupakan suatu mukjizat. Huzur kemudian membacakan satu ikhtisar tulisan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. yang menerangkan revolusi rohani yang terjadi pada para Sahabah, segera setelah mereka beriman kepada Rasulullah Saw.; dari keadaan jahiliyah menjadi insan-insan paripurna. Inqilabi haqiqi ini terjadi dikarenakan mereka mengambil berkat dari keberadaan wujud suci yang memiliki quwwat qudsiah. Segala sifat mereka yang tidak dapat membedakan lagi antara perbuatan dosa dengan kekhilafan berubah menjadi insan-insan yang senantiasa berjuang hanya untuk kebaikan. Mereka tidak hanya mensucikan qalbu mereka karena sudah berada di lingkungan sahabi Rasulullah Saw, namun juga menablighkannya dan memperlihatkan kepada orang lain bahwa Allah ada beserta mereka, lengkap dengan berbagai buktinya yang cemerlang.
Sebagaimana telah diterangkan, salah satu arti kata ‘tazkia’ adalah sesuatu yang jumlahnya terus bertambah. Oleh karena itu, sabda Huzur, manusia akan terus menerus beriman kepada ajaran Islam, hingga akan tiba saatnya ketika agama ini unggul atas semua agama lainnya. Revolusi rohani generasi awal itu memang tidak terjadi dalam satu malam. Namun, sesuai dengan doa yang dipanjatkan oleh Hadhrat Ibrahim a.s. itu, kejahiliyahan yang sudah terjadi selama beberapa generasi itu dapat berubah dengan cara yang luar biasa. Dan untuk zaman sekarang kita menyaksikan adanya Janji Ilahi untuk menyempurnakan missi pertablighan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; Timbulnya berbagai penentangan tidak membuat mereka menjadi putus asa. Karena sejarah menunjukkan, selama para pengikutnya lekat dengan ajaran 'quwwat qudsiyah', maka mereka pun dapat memikat qalbu para penentang. Kita menyaksikan hal ini sejak zaman Hadhrat Masih Mau'ud a.s..

Situasi di Indonesia
Untuk mensucikan diri, kita perlu mempraktekkan berbagai ajaran Rasulullah Saw. Jika kita sudah melaksanakan hal ini dengan sebaik-baiknya, tak akan ada satu pun kekuatan duniawi yang dapat menghentikan keunggulan kita. Apakah berbagai keputusan yang mereka kenakan terhadap Jemaat di Pakistan dapat menghalangi kemajuan kita ? Sebaliknya, justru kemajuan pertablighan kita menjadi lebih cepat, yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Huzur menasehati semua Ahmadi di seluruh dunia, bila menghadapi masalah jangan langsung berprihatin sedemikian rupa. Di Indonesia, dikarenakan adanya tekanan dari kaum ulama, pihak pemerintah bersikap kasar dan memaksakan sesuatu yang sedikitpun tidak kita yakini. Huzur bersabda, sebagaimana sudah disampaikan kepada Jama’at Indonesia, bila memang pemerintah mereka menunjukkan sikap pengecut (cowardice) sehingga mengeluarkan berbagai keputusan yang membatasi Jamaat, lakukanlah. Semua itu pada akhirnya hanya akan menarik orang-orang yang berfitrat suci. Sejarah Jamaat menyaksikan kebenaran ini, yakni, setiap pembatasan dilakukan, sama sekali tidak menghalangi kemajuan Jamaat ke tingkat yang lebih baik. Sungguh jelas, kita mendakwakan bahwa, Mirza Ghulam Ahmad Qadiani adalah Al-Masih dan Imam Mahdi sebagaimana telah dijanjikan kedatangannya oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Dikarenakan beliau telah menjadi hamba sejati Rasulullah Saw sedemikian rupa, maka Allah Swt pun memberi status kepada beliau sebagai nabi yang tidak membawa syariat. Jamaat ini akan terus berkembang. Terus tumbuh, tak ada satu pun kekuatan dunia yang dapat menghentikannya. Hal ini karena Jamaat adalah pengkhidmat sejati dari wujud 'quwwat qudsiyah' tersebut. Semakin kita mensucikan diri, maka akan semakin besar pula pertolongan dan bantuan dari Ruhul Qudus datang. (58:23)
Lebih lanjut Huzur menerangkan, adalah kewajiban orang yang beriman untuk senantiasa merujuk kepada Alquran, Sunnah dan Hadiths Rasulullah Saw.
Rasululllah Saw bersabda, 'Jauhilah kezaliman, karena perbuatan zalim hanya akan menuai kegelapan di Hari Kemudian. Jauhilah ketamakan, rakus, dan niat buruk. Karena, hal itu semua-lah yang telah memusnahkan berbagai kaum terdahulu.’
Rasulullah Saw pun menggambarkan ‘orang-orang yang merugi'’, yang mengaku berasal dari ummah beliau; mereka mengaku menampilkan citra beliau di Hari Kemudian melalui praktek ibadah Salat dan puasa mereka; namun tindakan mereka menganiaya dan merampas hak orang lain. Maka pahala amal ibadah (salat dan puasa) mereka pun dialihkan kepada orang-orang yang mereka aniaya. Itulah nasib orang-orang yang merugi'.
Huzur bersabda, ada pula mereka yang melakukan ibadah dan banyak menyumbang harta. Akan tetapi, mereka suka merampas hak orang lain. Huzur bersabda, kesucian bukanlah hanya yang tampak di permukaan, melainkan keadaan qalbunya. Berkorban harta benda hanyalah sebagai sarana untuk mensucikan diri bagi orang-orang yang dikaruniai harta.

Ekonomi Islam
Membacakan ayat 103 dan 60 Surah Taubah, Huzur bersabda, berkorban harta benda tidaklah semata dianjurkan di dalam Alquran, melainkan diuraikan pula pemanfaatannya. Pertama, adalah untuk membantu fakir miskin yang betul-betul memerlukan pertolongan. Kedua, adalah untuk mereka yang memerlukan bantuan untuk memulai usaha bisnisnya tetapi tidak memiliki modal. Ketiga, untuk membantu kesejahteraan pegawai pemerintah. Dan, Keempat adalah untuk membantu ‘mualaf (mereka yang merubah qalbunya menjadi Muslim) ’. Huzur bersabda, pada masa awal kebangkitan Islam, kategori 'mualaf' ini adalah mereka yang sudah berniat akan masuk Islam tetapi terhalang oleh berbagai keterbatasan. Juga bagi para mubayin baru yang baru masuk Islam. Akan tetapi, hal ini sama sekali tidak berarti Islam memberi bayaran kepada mereka yang masuk kepadanya. Huzur bersabda, untuk zaman sekarang ini, untuk keperluan syiar tabligh-pun dapat dimasukkan pula ke dalam kategorinya. Tujuan lainnya yang dimaksudkan ayat Alquran ini adalah untuk membebaskan perbudakan. Huzur bersabda, meskipun hal ini tampak tidak berlaku lagi, namun di berbagai negara, seperti Pakistan, ada yang memberikan pinjaman kepada pembantu rumah tangga (PRT) mereka sedemikian rupa sehingga mereka terikat ke dalam perbudakan. Kepada praktek semacam inilah kini orang bersuara keras. Pihak pemerintah berkewajiban memberi solusi yang baik bagi kedua-belah pihak. Tidak berpihak kepada salah satu pihak.
Huzur menerangkan, dana amanah tersebut dapat juga digunakan untuk menolong orang yang menderita kerugian dalam menjalankan bisnis mereka; dan juga untuk dibelanjakan kepada berbagai hal jaiz lainnya. Tidak dilupakan juga untuk membantu musafirin (orang yang sedang dalam berperjalanan) yang terhambat perjalanan mereka dikarenakan kehabisan perongkosan. Juga untuk para pelajar dan mahasiswa yang memerlukan untuk kelanjutan studi mereka. Huzur bersabda, seandainya berbagai pemerintahan Islam dapat menjalankan perintah ini dengan niat dan pengelolaan sebaik-baiknya, niscaya citra Islam yang baik pun akan muncul di dunia. Tidak tersaingi oleh sistem lainnya; dan berbagai keberatan terhadap Islam pun sirna.
Huzur bersabda, Jamaat, meskipun dengan jumlah dana yang terbatas, berusaha melaksanakan sistem ekonomi Islami; yang bagi pemerintahan Islam dapat mempraktekkannya dengan cara yang lebih baik. Seperti di Pakistan misalnya, sebetulnya mereka memiliki berbagai sumber dana yang dapat mengatasi kemiskinan. Huzur bersabda, sistem ekonomi Islam ini tidak hanya untuk kemanfaatan kaum Muslimin, melainkan mereka yang non-Muslims pun dapat memanfaatkannya.

Berbagai Ajaran Islam
Menerangkan lebih lanjut mengenai perkara kesucian, Huzur membacakan Surah Al-Baqarah ayat 223, kemudian bersabda, Allah menyukai kebersihan. Dan sesungguhnya, di dalam ajaran Islam terdapat perintah khusus yang berkenaan dengan kesehatan mulut dan gigi, kesehatan diri pribadi, dan kesehatan lingkungan. Untuk yang berkaitan dengan perkara ibadat, ada persyaratan berwudhu yang baik. Ada perintah mandi yang baik menjelang Salat Jumah. Larangan masuk ke masjid sehabis memakan sesuatu yang menimbulkan bau menyengat. Pendek kata, standar kebersihan bagi kaum Muslimin demikian tingginya, sehingga mereka pun sangat dianjurkan untuk melaksanakannya.
Dalam perkara kesehatan lingkungan, Huzur bersabda, ada setengah orang bersalah-faham bahwa kemiskinan terkait dengan kejorokan. Namun Rasulullah Saw menekankan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Huzur membacakan beberapa Hadith untuk menerangkan perkara ini lebih lanjut. Kemudian menyampaikan, dalam suatu jalan pagi, beliau bertemu dengan anak-anak yang masih tampak kusut-masai baru bangun tidur, pergi ke sekolah. Huzur bersabda, hendaknya para orang tua memperhatikan hal ini. Manakala cuaca panas dan banyak mengeluarkan keringat; di beberapa tempat, masih dijumpai kekurangan air. Maka harus diupayakan, agar tersedia fasilitas untuk mandi paling kurang satu kali dalam sehari.
Huzur bersabda, kebersihan hati adalah segala-galanya. Ada tiga perkara yang menghalangi kesucian manusia. Pertama, adalah sifat iri hati, yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Oleh karena itu, ketika kita berdoa mohon perlindungan dari pengaruh buruk sifat cemburu sebagaimana disebutkan di dalam Surah Al Falaq (113:4). Perlu berupaya untuk menghilangkan sifat iri hati terhadap kelebihan [harta] orang lain. Rasulullah Saw bersabda, 'Hindarilah sifat iri hati, karena hal itu laksana api yang membakar rumput kering.’ Huzur bersabda, bila orang mengindahkan kewajiban menunaikan hak orang lain (haququl ibad), maka niscaya tidak akan ada sifat iri hati ataupun dengki. Bila ada setengah orang yang membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang konsumtif alih-alih untuk hal-hal yang baik, maka mereka pun akan saling bersaing.
Perkara lainnya adalah dusta. Huzur bersabda, adalah penting untuk menghindari segala bentuk kedustaan. Karena kedustaan mengerah kepada perbuatan syirik. Rasulullah Saw sangat menganjurkan selalu berkata-kata benar, karena akan mengarahkan manusia kepada Surganya. Sedangkan kedustaan mengarahkan manusia kepada kesusahan dan Jahanam. Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita semua dari prakek keburukan ini.
Perkara ketiga yang menimbulkan banyak masalah adalah kebiasaan buruk meminjam uang dan tidak mengembalikannya. Ada setengah orang yang berkilah dengan berbagai alasan untuk tidak mengembalikan pinjaman dengan menuduh si pemberi pinjaman dengan hal-hal yang tidak benar. Huzur bersabda, hal ini bukanlah citra orang yang bersih hati. Sesungguhnya kita harus memperlihatkan sikap dan perbuatan dari wujud 'quwwat qudsiyah'. Huzur bersabda, jika keadaan si peminjam memang belum memungkinkan mengembalikan pinjamannya, maka harus diberi tangguh. Dan perlu memberikan jaminan kepada si pemberi pinjaman.
Akhirnya, Huzur mendoakan semoga Allah memudahkan kita semua untuk melaksanakan ajaran Rasulullah Saw, dan dimasukkan ke dalam golongan yang Allah firmankan:
‘Qad aflaha, man tajakkaa....; Sesungguhnya, mereka yang sejahtera adalah yang mensucikan dirinya,’ (87:15)
Semoga Allah senantiasa memasukkan kita semua ke dalam golongan mereka yang suci murni.


-------------------------------------------------------------
transltByMMA/LA012908; Edited byMP.BudiR/MarkazJAI
Please note: Department of Tarbiyyat, Majlis Ansarullah USA takes full responsibility of anything that is not communicated properly in this message.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda yang bertanggung jawab.

Related Post

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...